Kejaksaan Tinggi (Kejati) Nusa Tenggara Timur (NTT) menginvestigasi sekolah yang mengalami plafon ambruk. Penelusuran Kejati NTT, terdapat tiga sekolah yang plafonnya ambruk, yakni Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Naioni di Kecamatan Alak, Kota Kupang; Sekolah Dasar Inpres Bismarak di Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang; dan SD Inpres Oesapa di Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.
Investigasi dilakukan seusai Kajati NTT, Zet Tadung Allo, mengunjungi sekolah tersebut pada Senin (20/1/2025). Menurut Zet, investigasi menjadi komitmen Kejati NTT untuk menganalisis penyebab kerusakan plafon di sekolah-sekolah tersebut.
"Jika ditemukan indikasi kelalaian atau unsur pidana dalam proses pembangunan atau perawatan, maka Kejati NTT akan menindaklanjutinya sesuai hukum yang berlaku," ujar Zet Tadung Allo dalam siaran pers yang diterima detikBali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zet menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi sekolah yang membahayakan keselamatan siswa dan guru. "Keselamatan siswa dan guru adalah prioritas. Kondisi seperti ini tidak dapat dibiarkan, dan kami akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan kejadian seperti ini tidak terulang lagi," ujar Zet.
Zet menegaskan Kejati NTT tidak akan berkompromi jika dalam investigasi tersebut ditemukan adanya unsur melawan hukum. "Kami tidak akan segan untuk menindak jika ada unsur pidana dalam peristiwa ini karena keselamatan anak-anak kita tidak boleh dikorbankan," tegas Zet.
Kejati NTT, jelas Zet, akan terus memantau perkembangan penanganan insiden tersebut bersama pihak terkait, termasuk investigasi dugaan penyebab kerusakan. Menurutnya, langkah ini menjadi bagian dari komitmen Kejati NTT untuk melindungi hak-hak anak dalam mendapatkan pendidikan yang layak dan aman di wilayah NTT.
"Kejaksaan memberikan perhatian serius terhadap insiden robohnya plafon ruang kelas di sejumlah sekolah dasar di wilayah Kota Kupang dan Kabupaten Kupang," urai Zet.
Diberitakan sebelumnya, plafon tiga ruangan di Sekolah Dasar Inpres (SDI) Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, NTT, dilaporkan roboh. Para guru khawatir insiden serupa dapat terjadi saat kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung.
"Saat kejadian para siswa dan wali kelas sedang berada di dalam kelas. Mereka langsung berhamburan keluar meninggalkan ruangan karena panik," ujar salah satu guru SDI Oesapa, Laurensius Leu, Kamis (16/1/2025).
Plafon ruang kelas I roboh sekitar pukul 09.00 Wita, Kamis pagi. Sebanyak 24 siswa yang berada di dalam ruangan saat itu berhasil menyelamatkan diri. Kejadian ini menambah jumlah ruangan yang mengalami kerusakan serupa setelah dua ruangan lain dilaporkan roboh sejak Desember 2024.
"Ditambah ruangan kelas I itu, maka totalnya ada tiga ruangan yang plafonnya sudah roboh," kata Laurensius.
Menurut Laurensius, plafon yang roboh termasuk bagian dari proyek renovasi sekolah yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR pada 2022 dan selesai pada pertengahan 2023. Namun, hingga kini belum ada serah terima resmi dari Balai PUPR NTT kepada Pemerintah Kota Kupang.
"Tahun lalu baru selesai pengerjaan dan kami juga belum mendapatkan serah terimanya. Kami hanya pinjam pakai saja ini," ujarnya.
Laurensius menambahkan, para guru segera mengadakan rapat kilat untuk membentuk tim yang akan melaporkan kejadian ini ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P&K) serta Dinas PUPR Kota Kupang.
(iws/iws)