BBPOM Mataram Perketat Pengawasan Produk Pangan Jelang Nataru

BBPOM Mataram Perketat Pengawasan Produk Pangan Jelang Nataru

Nathea Citra - detikBali
Selasa, 24 Des 2024 23:30 WIB
Petugas BBPOM Mataram saat melakukan pengawasan terhadap sejumlah ritel modern menjelang Nataru 2024/2025. (Foto: BBPOM Mataram)
Petugas BBPOM Mataram saat melakukan pengawasan terhadap sejumlah ritel modern menjelang Nataru 2024/2025. (Foto: BBPOM Mataram)
Mataram -

Balai Badan Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), memperketat pengawasan produk pangan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025. Pengawasan makanan itu menyasar gudang distributor, ritel modern, dan toko atau kios.

"Pengawasan dilakukan dalam lima tahap mulai 28 November 2024 sampai 1 Januari 2025," kata Kepala BBPOM Mataram Yosef Dwi Irwan di Mataram, Selasa (24/12/2024).

BBPOM Mataram, dia berujar, telah mengecek 72 sarana pengolahan pangan di Mataram. Dari jumlah tersebut, sebanyak 64 sarana (88,89 persen) telah memenuhi ketentuan. Sisanya, sebanyak 8 sarana (11,11 persen) tidak memenuhi ketentuan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Temuan berupa pangan tanpa izin edar sebanyak 5 item (93 pcs) dengan nilai ekonomi Rp 3.534.000, pangan kedaluwarsa sebanyak 12 item (286 pcs) dengan nilai ekonomi Rp 865 ribu, dan pangan rusak sebanyak 14 item (32 pcs) dengan nilai ekonomi Rp 365.700," beber Yosef.

Yosef menuturkan temuan produk yang tidak memenuhi ketentuan telah dimusnahkan. "Selain itu juga diberikan sanksi administratif berupa surat peringatan agar tidak mengulangi pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram Emirald Isfihan mengungkapkan tingkat konsumsi dan belanja masyarakat cenderung meningkat menjelang Nataru. Ia mengimbau warga Mataram untuk lebih teliti membeli berbagai produk pangan.

"Misalnya kandungan gula dan garam berlebih dalam satu makanan yang dapat berisiko bagi kesehatan jangka panjang. Masyarakat jangan sampai mengkonsumsi nutrisi berlebihan dan tidak asal beli produk," ujar Emirald.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads