Warga Tolak Relokasi ke Hutan Lindung: Khawatir Longsor dan Mata Air Kering

Flores Timur

Warga Tolak Relokasi ke Hutan Lindung: Khawatir Longsor dan Mata Air Kering

Yurgo Purab - detikBali
Selasa, 17 Des 2024 11:47 WIB
Pos pengungsian korban erupsi Gunung Lewotobi di Desa Kobasoma, Kecamatan Titehena, Flores Timur. (Yurgo Purab/detikBali)
Pos pengungsian korban erupsi Gunung Lewotobi di Desa Kobasoma, Kecamatan Titehena, Flores Timur. (Yurgo Purab/detikBali)
Flores Timur -

Rencana relokasi warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki ke kawasan hutan lindung memicu penolakan keras dari masyarakat adat di Flores Timur. Mereka menilai kawasan tersebut sebagai sumber resapan air dan rawan longsor, sehingga tidak layak dijadikan lokasi pemukiman baru.

"Sebagai tokoh adat dan secara kolektif sebagai masyarakat adat Hikong, Boru, dan Boru Kedang, kami menolak keras relokasi ke hutan lindung," ujar tokoh adat setempat, Darius Don Boruk, kepada detikBali, Selasa (17/12/2024).

Menurut Don Boruk, hutan lindung merupakan satu kesatuan ekosistem yang harus dijaga. Kawasan ini memiliki sumber mata air vital yang menjadi penopang kehidupan masyarakat Wulanggitang, terutama warga Desa Boru dan Boru Kedang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menegaskan, saat ini debit sumber mata air di kawasan tersebut sudah menurun. Jika hutan dibuka untuk pemukiman, bukan tidak mungkin mata air akan kering.

Selain itu, Don Boruk menegaskan bahwa struktur tanah di Wengot, perbatasan antara Flores Timur dan Sikka, sangat rawan longsor. Jika kawasan tersebut dijadikan pemukiman, dikhawatirkan akan memicu bencana yang berpotensi memutus jalan Trans Flores yang menghubungkan dua kabupaten tersebut.

ADVERTISEMENT

Sejarah Panjang Sengketa Lahan

Don Boruk menambahkan bahwa kawasan hutan lindung tersebut dulunya adalah lahan yang dikelola oleh masyarakat adat. Namun, sejak 1994, pemerintah menetapkan lahan itu sebagai kawasan hutan lindung, sehingga warga adat kehilangan hak kelola mereka.

"Sejarah mencatat pernah ada tujuh orang yang di penjara gara-gara buka hutan," ungkapnya.

"Sangat ironis. Dulu pemerintah larang bahkan dipenjara kalau warga buka hutan. Namun sekarang malah membuka lahan untuk orang yang bukan pemilik hak ulayat tinggal di situ," tukasnya.

Ia berharap pemerintah mencari solusi alternatif agar konflik sosial tidak terjadi. "Jika pemerintah memaksakan relokasi ke sana, potensi konflik tidak bisa dihindari," tambahnya.

Senada dengan Don Boruk, warga lain, Remigius Yos Soge, menegaskan bahwa hutan lindung dilindungi oleh undang-undang dan tidak boleh dibuka untuk pemukiman.

"Hutan itu adalah resapan air bagi Boru dan Boru Kedang. Kalau dibuka, saat musim hujan bisa longsor, sementara mata air bisa kering," katanya.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya...

Tiga Lokasi Relokasi Warga Erupsi Gunung Lewotobi

Sebelumya pemerintah daerah menentukan tiga lokasi potensial untuk relokasi warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Lokasi pertama adalah Botongkarang/Noboleto, yang dapat diakses dengan kendaraan roda dua.

Lokasi ini cocok untuk relokasi warga dari Desa Dulipali (223 KK), Desa Nobo (415 KK), dan Klatanlo (346 KK). Lokasi ini berada di luar Kawasan Rawan Bencana (KRB) Lewotobi, sehingga dinilai aman.

Lokasi kedua adalah Wukoh Lewoloroh, yang terletak di perbatasan Flores Timur dan Sikka. Relokasi di kawasan hutan lindung ini akan mencakup Desa Boru (369 KK) dan Hokeng Jaya (457 KK). Lokasi ini berada di pinggir jalan raya dan memiliki lahan yang biasa digunakan untuk berkebun. Namun, relokasi di lahan ini masih menunggu persetujuan dari Kementerian Kehutanan karena termasuk kawasan hutan.

Lokasi ketiga adalah Kojarobet di Desa Hewa, yang diusulkan untuk relokasi warga Desa Nawokote (399 KK). Ketiga lokasi ini telah dipertimbangkan dengan matang untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan warga yang akan direlokasi.

Penjabat Bupati Flores Timur Sulastri Rasyid dan Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan, Eduard J Fernandez, hingga saat ini belum memberikan tanggapan terkait penolakan warga atas relokasi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki ke hutan lindung. Panggilan dan pesan yang ditujukan kepada mereka, belum direspons.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Mensos Pastikan Stok Bantuan Korban Erupsi Gunung Lewotobi Masih Aman"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads