Total realisasi transfer ke daerah (TKD) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai Rp 21,24 triliun hingga 31 Oktober 2024. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) NTT, Catur Ariyanto Widodo, saat konferensi pers di Gedung Keuangan Negara NTT.
"Total realisasi TKD di NTT sampai dengan Oktober 2024 mencapai Rp 21,24 triliun atau 84,46 persen atau tumbuh 6,11 persen," ujar Catur, Senin (25/11/2024).
Menurut Catur, dana bagi hasil (DBH) memiliki total penyaluran terbesar dari DBH pajak penghasilan, yaitu Rp 46,20 miliar. Sedangkan, persentase penyaluran terbesar adalah untuk DBH sumber daya alam (SDA) sektor perikanan sebesar 67,41 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Realisasi penyaluran DAU (dana alokasi umum) sampai dengan Oktober 2024 menjadi yang terbesar secara nominal dan persentase dibandingkan jenis TKD lainnya," imbuh Catur.
Untuk dana alokasi khusus (DAK) fisik hingga akhir Oktober 2024, telah tersalurkan Rp 2,16 triliun atau 67,32 persen dari total alokasi. Adapun, penyaluran terbesar adalah pada bidang jalan dengan realisasi Rp 601,79 miliar.
Sedangkan, penyaluran DAK nonfisik sudah terlaksana untuk seluruh jenis penyalurannya. "Realisasi penyaluran terbesar adalah dana BOS yang mencapai Rp 1,50 triliun atau 98,16 persen," jelas Catur.
Catur menyebutkan sebanyak 13 pemerintah daerah mendapatkan tambahan alokasi insentif fiskal berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 353 Tahun 2024. Menurutnya, sebanyak 636 desa di NTT menerima dana desa degan total alokasi mencapai Rp 82,36 miliar pada tahun anggaran 2024.
(iws/nor)