Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus memantau aktivitas vulkanis Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Saat ini, tidak terjadi letusan di puncak gunung berstatus Level IV atau Awas itu.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-Laki, Emanuel Rofinus Bere, melaporkan hanya ada 7 embusan dengan amplitudo 4,4-22,2 milimeter dengan durasi 25-74 detik. Hal itu berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam rentang pukul 06.00-12.00 Wita pada Sabtu (16/11/2024).
"Dan vulkanik dalam dua kali dengan amplitudo 8,1-22,2 milimeter, durasi 16-18 detik," kata Emanuel dalam keterangan resminya, Sabtu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski hanya mengeluarkan embusan, dia mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki untuk tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius 7 kilometer (km) dari pusat erupsi. Hal yang sama juga berlaku untuk warga yang berada pada sektoral 9 km pada arah barat daya-barat laut dari puncak erupsi.
"Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki mewaspadai potensi banjir lahar dingin pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi," imbuhnya.
Berdasarkan informasi yang diterima detikBali, beberapa posko pengungsian diguyur hujan sedang hari ini. Sejumlah warga menyempatkan diri mengecek ternak dan melihat kondisi rumah mereka dari kejauhan.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Flores Timur, Hery Lamawuran, menyebutkan saat ini jumlah pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki sebanyak 12.366 jiwa. Mereka tinggal di posko-posko yang disediakan pemerintah dan rumah penduduk. Sebagian dari warga Flores Timur juga mengungsi ke Kabupaten Sikka, NTT.
"Jumlah pengungsi di Posko Konga 2.825 orang, Posko Eputobi (2.046), Posko Bokang (764), Posko Kobasoma (690), Posko Lewolaga (1.669)," kata Hery, Sabtu.
Hery menyebut warga juga menetap di Posko Ile Gerong sebanyak 394 orang, Posko Kabupaten Sikka (2.109), Posko Kecamatan Wulanggitang (1.509), Posko Ile Bura (117), Posko Kecamatan Titehena (864), Posko Kecamatan Demon Pagong (331), Posko Kecamatan Larantuka (672), Posko Kecamatan Ile Mandiri (145), Posko Kecamatan Lewolema (65), Posko Pulau Adonara (91), dan Posko Pulau Solor (18).
Menurut Hery, sekitar 660 balita juga ikut mengungsi ke posko-posko pengungsian tersebut. Termasuk warga lanjut usia (lansia), ibu hamil, ibu menyusui, hingga penyandang disabilitas.
Sejauh ini, jumlah korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki tercatat sebanyak 9 orang. Ada pula 2 orang yang meninggal di tempat pengungsian karena penyakit bawaan.
Selain itu, 5 orang masih menjalani perawatan dan 32 orang mengalami luka ringan. Menurut Hery, warga yang mengungsi terpapar berbagai jenis penyakit seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) hingga diare.
(iws/iws)