Round Up

Erupsi Gunung Lewotobi: Ritual Adat, Larangan bagi Wanita, hingga Zona Merah

Tim detikBali - detikBali
Senin, 11 Nov 2024 07:56 WIB
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. (Foto: ANTARA FOTO/Mega Tokan)
Flores Timur -

Warga Desa Nobo, Kecamatan Ile Bura, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), menggelar ritual adat sebagai respons terhadap erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang terjadi pada awal November 2024.

Ritual ini dilakukan dengan mengikuti tradisi leluhur untuk menghadapi situasi bencana. Salah satu aturan penting dalam ritual ini adalah larangan bagi perempuan untuk masuk ke desa selama ritual berlangsung.

Larangan Perempuan Masuk Desa

Kepala Desa Nobo, Petrus Kikung Witin, mengonfirmasi bahwa perempuan, terutama warga desa, tidak diperbolehkan masuk kampung selama ritual adat berlangsung.

"Iya benar (perempuan tidak boleh masuk kampung). Ini berlaku bagi warga desa. Sementara warga lain, perempuan boleh lewat, tetapi tidak singgah di desa meskipun hanya sekadar buang air," ungkap Petrus pada detikBali, Minggu (10/11/2024).

Menurut Petrus, ritual adat yang digelar sejak Jumat (8/11/2024) dan berakhir pada hari ini Senin (11/11/2024), merupakan bagian dari tradisi leluhur yang dilakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam di tengah situasi bencana.

Salah satu keyakinan yang mendasari larangan ini adalah bahwa perempuan dianggap memiliki "darah dingin" yang dapat membatalkan kekuatan ritual.

Pengungsian Warga Desa Nobo

Sebagai dampak dari aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki, warga Desa Nobo telah mengungsi ke berbagai titik yang lebih aman.

"Semua warga desa sudah mengungsi ke beberapa desa terdekat seperti Desa Konga, Desa Lewolaga, Desa Bokang Wolomatang, dan Desa Wato Tika," jelas Petrus.

Upaya pengungsian ini dilakukan untuk menghindari bahaya yang ditimbulkan oleh erupsi gunung yang berstatus Level IV (Awas).


Perluasan Zona Merah

Meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki menyebabkan pemerintah memperluas zona bahaya dan menambah jumlah pos pengungsian.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menambah titik pengungsian setelah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memperluas zona steril Gunung Lewotobi Laki-laki. Semula, zona bahaya ditetapkan dengan radius 8 kilometer dari puncak gunung, tapi kini diperluas menjadi 9 kilometer pada sektoral barat daya dan barat laut.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyatakan bahwa penambahan pos pengungsian dilakukan karena lokasi-lokasi pengungsian yang ada sudah tidak mampu menampung jumlah pengungsi yang terus bertambah.

"Kami membuka beberapa titik lokasi pengungsian baru, seperti di SDK Eputobi di Kecamatan Titehena, yang sudah mulai menampung pengungsi sejak Sabtu sore," ungkap Abdul.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya..



Simak Video "Video: Mensos Pastikan Stok Bantuan Korban Erupsi Gunung Lewotobi Masih Aman"


(dpw/dpw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork