Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah membukan posko kedaruratan erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Posko ini dibangun untuk memfokuskan pada penanganan pascaerupsi.
"Bagi warga yang masih merasa ada anggota keluarganya yang hilang, segera melapor ke posko di Flores Timur," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Senin (4/11/2024).
Kepala BNPB Letjen Suharyanto akan menuju Flores Timur untuk memantau langsung proses penanganan pascaletusan. BNPB dan kantor SAR setempat masih terus melakukan proses pencarian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebanyak 2.734 kepala keluarga (KK) dengan 10.295 jiwa terdampak letusan Gunung Lewotobi tersebut. Dengan rincian di Kecamatan Wulanggitang sebanyak 2.527 KK dengan 9.479 jiwa dan Kecamatan Ile Bura 207 KK dengan 816 jiwa. Sebagian besar telah mengungsi di tiga desa di sana.
Posko kedaruratan yang diaktifkan tersebut juga memastikan pemenuhan kebutuhan atau logistik dasar para pengungsi. "Sembako, makanan siap saji, tenda pengungsi, jaket, selimut, keperluan wanita, dan keperluan balita," beber Muhari.
Hingga siang ini, 10 orang dilaporkan tewas akibat bencana itu. Enam orang telah teridentifikasi. Mereka adalah sekeluarga yang tewas tertimpa batu lontaran erupsi yang menembus atap rumah mereka.
Erupsi yang terjadi pada Minggu (3/11) tengah malam itu melontarkan lahar panas, pasir, dan batu. Selain korban tewas, sejumlah rumah dan fasilitas umum terbakar dan rusak. Jalanan dipenuhi sisa-sisa material erupsi.
(dpw/gsp)