Status Tanggap Darurat Bencana Erupsi Lewotobi, Pencarian Korban Difokuskan

Flores Timur

Status Tanggap Darurat Bencana Erupsi Lewotobi, Pencarian Korban Difokuskan

Daniel Pekuwali - detikBali
Senin, 04 Nov 2024 12:52 WIB
Kerusakan akibat gempa erupsi Gunung Lewotobi, Flores Timur, NTT, Senin (4/11/2024). (Yurgo Purab/detikBali)
Kerusakan akibat gempa erupsi Gunung Lewotobi, Flores Timur, NTT, Senin (4/11/2024). (Yurgo Purab/detikBali)
Flores Timur -

Pemerintah daerah telah menetapkan status tanggap darurat bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Gunung api tersebut meletus pada Minggu (3/11/2024) tengah malam hingga Senin dini hari.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengungkapkan, dengan status darurat bencana itu, regu penyelamat akan memfokuskan pencarian korban. Status tanggap darurat bencana itu berlaku hingga 31 Desember 2024.

"Akan kami fokuskan pada pencarian korban," kata Muhari dalam konferensi pers secara virtual, Senin (4/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejauh ini, 10 orang dilaporkan tewas akibat bencana itu. Sembilan korban telah dievakuasi, sementara satu lainnya masih terjebak di reruntuhan bangunan.

Pencarian masih terus dilakukan. BNPB mengimbau masyarakat untuk melaporkan jika ada anggota keluarga mereka yang hilang.

ADVERTISEMENT

Sesuai rekomendasi PVMBG, masyarakat diimbau tak beraktivitas pada radius 7 kilometer dari puncak gunung. Aktivitas yang diperbolehkan adalah proses pencarian dan evakuasi korban.

"Tapi kami dapat laporan secara visual, banyak warga yang kembali ke radius bahaya untuk mengecek rumah mereka," ungkap Muhari.

Selain fokus pada pencarian korban, status tanggap darurat bencana itu juga akan fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar para korban di pengungsian.

Sebanyak 2.734 kepala keluarga (KK) dengan 10.295 jiwa terdampak letusan Gunung Lewotobi tersebut. Dengan rincian di Kecamatan Wulanggitang sebanyak 2.527 KK dengan 9.479 jiwa dan Kecamatan Ile Bura 207 KK dengan 816 jiwa. Sebagian besar telah mengungsi di tiga desa di sana.




(dpw/gsp)

Hide Ads