Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), mencatat sebanyak 69 rumah milik warga rusak akibat angin puting beliung yang terjadi pada Sabtu (2/11/2024). Estimasi kerugiannya mencapai Rp 1,6 miliar.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bima, Nurul Huda, mengungkapkan puluhan rumah yang rusak tersebut tersebar pada delapan desa di Kecamatan Palibelo, Woha, dan Madapangga. "Rata-rata rumah warga yang terdampak angin puting beliung rusak pada bagian atap," ujarnya kepada detikBali, Minggu (3/11/2024).
Nurul Huda merinci rumah yang rusak akibat puting beliung di Kecamatan Palibelo, antara lain Desa Belo sebanyak 11 unit, Desa Bre (6), dan Desa Teke (1). Berikutnya, rumah rusak di Kecamatan Woha, meliputi Desa Talabiu (6), Desa Rabakodo (1), dan Desa Risa (2).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan, rumah rusak di Kecamatan Madapangga, antara lain Desa Tonda (38) dan Desa Mpuri (4). "Estimasi total kerugian akibat angin puting beliung mencapai Rp 1,6 miliar," imbuh Nurul Huda.
Nurul Huda menegaskan tidak ada korban jiwa maupun luka-luka akibat angin puting beliung tersebut. Saat ini, warga terdampak membutuhkan bantuan terpal dan atap agar dapat kembali menempati rumah masing-masing.
"Terkait dampak hingga penanganan pascabencana, kami juga sudah berkoordinasi lebih lanjut dengan OPD teknis," imbuhnya.
Nurul Huda mengimbau warga Bima agar tetap waspada dan mengutamakan keselamatan saat cuaca ekstrem maupun bencana seperti banjir, angin puting beliung, tanah longsor, hingga kebakaran hutan dan lahan. "Segera melaporkan langsung ke BPBD, kantor camat, serta kantor desa apabila ada kerusakan akibat bencana alam," pungkasnya.
Sebelumnya, angin puting beliung menerjang wilayah Kabupaten Bima, NTB, pada Sabtu siang. Selain merusak puluhan rumah, bencana tersebut juga mengakibatkan sejumlah pohon tumbang. Tak hanya itu, gedung kampus STKIP Taman Siswa Bima juga rusak parah akibat disapu angin puting beliung.
(iws/iws)