Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Barat (NTB) membeberkan jenis penyakit mental yang diderita ribuan Gen Z (anak muda atau remaja kelahiran 1997-2012). Ada yang menderita skizofrenia hingga bipolar.
Kepala Dinas Kesehatan NTB Lalu Hamzi Fikri menjelaskan melalui aplikasi Sistem Informasi Kesehatan Jiwa (Simkeswa), Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB mencatat jenis penyakit mental yang diderita dua kelompok usia, umur 10-14 tahun dan 15-19 tahun, pada Januari hingga Oktober 2024.
Fikri menjelaskan jenis penyakit gangguan mental lainnya yang dialami remaja kelompok usia 10-14 tahun ini sangat beragam. Antara lain, gangguan mental organik (GMO), skizofrenia, gangguan psikotik kronik, gangguan neurotik, somatoform, gangguan terkait stres, hingga gangguan perilaku serta emosional masa kanak dan remaja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian disusul gangguan depresi, gangguan cemas, gangguan anxietas menyeluruh, gangguan perkembangan bicara, gangguan depresi, hingga skizofrenia paranoid," beber Fikri.
Selanjutnya, Fikri memerinci gangguan mental pada kelompok usia 15-19 tahun. "Sebanyak 146 remaja mengalami penyakit gangguan mental. Dengan jenis penyakit terbanyak yang dialami ialah skizofrenia dan gangguan psikotik kronik. Kondisi ini dialami 47 orang remaja," jelas mantan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB tersebut.
Selain skizofrenia, ada sederet jenis penyakit mental lain yang diderita kelompok usia 15-19 tahun itu. Mulai gangguan bipolar, gangguan depresi, hingga gangguan cemas.
Fikri mengatakan Dinkes NTB terus mengupayakan pencegahan dan penanganan masalah kesehatan jiwa melalui kerja sama dengan lintas program dan sektor. Upaya yang telah dan akan terus dilakukan berupa edukasi kepada masyarakat hingga ranah keluarga. Kemudian, melaksanakan skrining di sekolah, posyandu hingga tempat umum lainnya.
"Serta melakukan penanganan dengan memberi pengasuhan positif pada keluarga pasien dan memaksimalkan penanganan di fasilitas pelayanan kesehatan," tandas Fikri.
Diberitakan sebelumnya, berdasarkan data aplikasi Simkeswa, ada 2.836 Gen Z mengalami gangguan kesehatan mental.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) NTB akan melibatkan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) untuk menangani mereka. Pertama, melalui guru-guru yang setiap hari berinteraksi dengan para siswa.
"Sudah kami bicarakan dengan Kepala Rumah Sakit Jiwa (RSJ), supaya guru-guru ini dilakukan trauma healing. Karena mereka ini mentransfer emosi kepada anak-anak, itu berdasarkan kondisi dirinya, tidak berdasarkan ilmunya," terang Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB Aidy Furqan di Mataram, Senin (21/10/2024).
Menurut Aidy, Dikbud NTB sejatinya telah mendukung penuh keterlibatan para guru bimbingan dan konseling (BK) untuk menangani kesehatan mental para pelajar.
"Sebenarnya kami bersama instansi-instansi yang relevan seperti BNN sudah melibatkan guru bk se-NTB untuk dilakukan penguatan strategis dalam mengatasi anak-anak yang underconfident (tidak percaya diri). Seperti anak-anak yang tidak percaya diri, suka murung, dan lain sebagainya," urai Aidy.
Dikbud juga akan berkoordinasi dengan Dinkes NTB. Salah satunya untuk meminta data-data Gen Z yang lebih spesifik, terkait penyakit mental yang dikeluhkan.
"Nanti saya akan minta ke Kadinkes soal data-data itu, pada aspek mana yang paling banyak. Apakah psikis yang sifatnya seperti apa. Jika ditemukan ada (kasus) bullying sehingga menyebabkan anak-anak jadi down mentalnya, saya pikir perlu dilakukan penguatan bersama teman-teman psikolog," beber Aidi.
(hsa/gsp)