Calon bupati dan wakil bupati Kupang, Jerry Manafe-Melianus Akulas atau Yan Akulas, menggalang kekuatan seluruh mahasiswa asal Amfoang, Kupang, untuk memenangkannya dalam Pilbup Kupang 2024. Puluhan mahasiswa dihadirkan saat dialog bersama di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (6/10/2024).
Di hadapan mahasiswa, Yan menyentil sejumlah pembangunan infrastruktur yang minim. Di antaranya, jalan, listrik, fasilitas kesehatan, hingga infrastruktur pendidikan.
"Tekad saya harus menang telak dengan kekuatan penuh dari adik-adik mahasiswa. Tentunya, infrastruktur yang masih jadi PR akan kami selesaikan," ujar Yan Akulas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria berusia 42 tahun itu sangat menyayangkan wilayah Amfoang secara keseluruhan belum merdeka dari kegelapan. Menurutnya, tidak meratanya jaringan telekomunikasi dan listrik masih menghantui masyarakat Amfoang dan sejumlah wilayah di Kabupaten Kupang.
"Bapak, ibu, yang mau jual hasil bumi ke pasar saja harus terobos banjir baru bisa ke pasar. Itu perjuangan yang menjadi taruhan nyawa. Saya yakin keluhan masyarakat Kabupaten Kupang akan kami tuntaskan," ungkap Yan.
Yan Akulas mengeklaim partai pengusungnya, yaitu Golkar dan Hanura punya program yang bisa menjawab kebutuhan mendasar masyarakat Amfoang. Mulai percepatan pelayanan publik hingga membuka lapangan kerja.
Selama beberapa kali turun ke sejumlah wilayah, Yan menemukan sejumlah puskemas masih dihuni oleh ternak dan cicak. Bahkan, tenaga medis pun tidak ada dan masih kurang. Sehingga, bila ada warga yang sakit, maka membutuhkan waktu dalam penanganan medis.
"Di kampung saya itu di (Desa Honuk, Kecamatan Amfoang Barat Laut), ada sejumlah puskesmas yang dihuni oleh cicak dan laba-laba. Ini mau jadi apa? Kalau warga sakit harus menunggu waktu untuk ditangani," terang Yan.
Seorang mahasiswa, Piter Neno, meminta Jerry Manafe-Yan Akulas untuk memperhatikan kebutuhan utama mahasiswa seperti menyediakan beasiswa dan membangun asrama. Sebab, masih banyak lulusan SMA/SMK di Kabupaten Kupang yang belum bisa mengakses pendidikan tinggi karena terkendala biaya kuliah.
"Kami memohon untuk perhatikan nasib kami berupa beasiswa hingga penyediaan lapangan kerja karena kami bingung setelah wisuda ini mau kerja di mana? Tentunya harapan kami hanya ada di paket Jelas," kata Piter.
(hsa/hsa)