Tim search and rescue (SAR) gabungan menutup operasi pencarian empat korban hilang tenggelamnya Kapal Motor (KM) Lebanon di perairan Pulau Pura, Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Empat penumpang itu tak berhasil ditemukan setelah tim SAR gabungan melakukan pencarian selama tujuh hari.
"Hasil evaluasi tim SAR gabungan bersama Pj Bupati Alor bahwa tanda-tanda penemuan korban masih nihil hingga hari ketujuh, maka operasi SAR resmi ditutup dan keempat korban dinyatakan hilang," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Maumere, Supriyanto Ridwan, Selasa (27/8/2024).
Ridwan mengatakan operasi pencarian empat korban itu berakhir Senin (26/8/2024) sore. Sesuai ketentuan yang berlaku, jelas Ridwan, operasi SAR ditutup jika tidak ada tanda-tanda korban ditemukan setelah tujuh hari pencarian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selanjutnya, akan dilakukan pemantauan. Ke depan apabila dari hasil pemantauan ada tanda-tanda korban, maka operasi SAR akan dibuka kembali," ujar Ridwan.
Ridwan menjelaskan pencarian keempat korban dimulai sejak hari pertama KM Lebanon tenggelam. Berbagai upaya dilakukan tim SAR gabungan untuk bisa menemukan empat korban, seperti penambahan speed boat Polair Polres Alor, rubber boat Pos AL Alor, perahu nelayan hingga perluasan pencarian. "Namun, empat korban tidak berhasil ditemukan," ujar Ridwan.
Seperti diketahui, KM Lebanon tenggelam dalam perjalanan dari Desa Alor Kecil ke Pulau Pura, Selasa (20/8/2024). Kapal yang tenggelam akibat diterjang gelombang dan arus kencang itu mengangkut sebanyak 23 penumpang.
Sebanyak 19 penumpang berhasil dievakuasi dengan selamat oleh perahu nelayan tak lama setelah kejadian. Empat penumpang lainnya hilang. Korban yang hilang terdiri atas tiga perempuan dan satu laki-laki. Mereka adalah Desi Huluang (28), Agustina Pulinggomang (10), Olivia Duka (5), dan Grais A Djaha (5).
(iws/iws)