Kisah Puteri Bete Dou, Cerita Rakyat dari NTT

Kisah Puteri Bete Dou, Cerita Rakyat dari NTT

Rio Raga Sakti - detikBali
Senin, 19 Agu 2024 06:26 WIB
Ilustrasi Membacakan Dongeng
Ilustrasi membacakan cerita rakyat. (Foto: iStock)
Bali -

Puteri Bete Dou merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Cerita rakyat ini mengisahkan kehidupan asmara seorang lelaki dan perempuan.

Cerita rakyat ini menginspirasi banyak orang tentang pentingnya saling pengertian dalam kehidupan. Lantas, bagaimana kisahnya?

Simak cerita rakyat bertajuk Puteri Bete Dou asal NTT yang dirangkum detikBali dari berbagai sumber.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puteri Bete Dou

Syahdan, hiduplah seorang raja di Nusa Tenggara Timur. Raja itu memiliki dua anak, seorang anak laki-laki bernama Manek Bot dan seorang anak perempuan bernama Bete Dou. Bete Dou adalah seorang putri yang cantik jelita dan disayangi oleh seluruh keluarganya.

Saking sayangnya, sang Raja serta sang Permaisuri membuatkan rumah kecil di atas pohon beringin besar dan rimbun. Tujuannya agar sang Putri aman dari segala bahaya. Manek Bot diberi tugas untuk membuat rumah tersebut.

ADVERTISEMENT

Seiring berjalannya waktu, rumah pohon itu menjadi tempat tinggal Bete Dou. Jika ingin datang ke rumah itu, Manek Bot menyediakan tangga yang terdiri dari dua puluh satu anak tangga. Dua puluh satu anak tangga itu terbagi menjadi tujuh anak tangga besar, tujuh sedang, dan tujuh kecil.

Sang Raja meminta sang Putri untuk menetap di rumah pohon itu. Sementara dia dan permaisuri tetap tinggal di istana.

Sang Putri pun melalui kehidupan seorang diri di rumah pohon tersebut. Pekerjaan sehari-harinya adalah menyulam dan menganyam tikar. Karena bosan dan sedih, saat malam ia sering menyanyikan lagu-lagu sedih yang terdengar hingga malam larut.

Suatu malam yang gelap, seorang putra raja dari Kerajaan Loro yang bernama Mane Loro berjalan-jalan di sekitar hutan. Tiba-tiba, telinganya terpukau oleh suara merdu yang terdengar dari jauh. Ia merasa terpesona oleh lagu sedih yang dinyanyikan oleh Puteri Bete Dou.

Mane Loro yang ingin mengetahui asal-usul suara tersebut, mengikuti suara itu hingga tiba di rumah pohon Bete Dou. Ia terkejut mendapati seorang putri cantik sedang menganyam tikar sambil bernyanyi.

Mata mereka bertemu dan seketika keduanya merasakan adanya ikatan yang kuat. Mane Loro segera berkenalan dengan Puteri Bete Dou.

"Permisi, Puteri. Aku adalah Mane Loro, putra raja dari Kerajaan Loro. Aku terpesona oleh lagu-lagu indah yang kamu nyanyikan," ucap Mane Loro dengan sopan.

Bete Dou yang terkejut dengan kehadiran seorang pria di rumahnya, tersenyum dan menjawab, "Selamat datang, Pangeran Mane Loro. Aku adalah Puteri Bete Dou, putri dari Raja di kerajaan ini. Terima kasih atas pujianmu."

Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk saling mengenal dan berbicara. Mereka menemukan minat dan kesamaan dalam banyak hal.

Beberapa hari kemudian, mereka merasa bahwa hati mereka telah saling terikat dan terjalin dalam cinta yang tulus. Keduanya pun berkeinginan untuk menikah dan menjalani hidup bersama.

Setiap malam, Mane Loro mengunjungi Bete Dou di rumah pohon. Mereka berbagi cerita, tawa, dan berjalan-jalan di sekitar hutan bersama. Mereka saling bersenda gurau hingga menjelang pagi. Hidup mereka penuh dengan kebahagiaan dan cinta.

Namun, ada satu malam ketika Manek Bot, saudara laki-laki Bete Dou, datang mengunjungi adiknya. Saat itu, ia melihat adiknya sedang berbincang dengan seorang laki-laki yang tidak dikenalnya. Rasa cemburu dan khawatir meluap dalam hati Manek Bot. Ia pun marah dan merasa terancam oleh kehadiran Mane Loro.

Mane Loro yang peka merasakan ketegangan yang ada, segera turun dari rumah pohon dan mendekati Manek Bot.

"Maafkan saya, Manek Bot. Saya adalah Mane Loro, putra raja dari Kerajaan Loro. Saya tidak bermaksud menyakiti atau merampas Puteri Bete Dou darimu. Kami hanya saling mencintai," ucap Mane Loro dengan suara lembut dan tulus.

Manek Bot yang awalnya marah dan cemburu, melihat ketulusan dan kebaikan hati Mane Loro. Ia pun merasa bersalah dan menyadari kesalahpahamannya.

"Maafkan saya, Pangeran Mane Loro. Saya terbawa emosi dan khawatir akan keselamatan adik saya. Terima kasih telah menjelaskan semuanya dengan jelas," ucap Manek Bot dengan tulus.

Melihat perdamaian di antara mereka, Bete Dou memutuskan untuk membawa kedua pria itu bertemu dengan sang raja, ayah mereka. Setelah mendengarkan penjelasan dan melihat cinta yang tulus di antara Puteri Bete Dou dan Mane Loro, sang raja memberikan restu mereka.

Tidak lama setelah itu, Bete Dou dan Mane Loro menggelar pernikahan yang meriah. Kerajaan Loro dan kerajaan Bete Dou bersatu dalam ikatan pernikahan mereka. Mane Loro diangkat menjadi raja dan Bete Dou menjadi permaisuri di Kerajaan Loro.

Mane Loro dan Bete Dou hidup bahagia dan saling mengasihi di Kerajaan Loro. Mereka menjadi panutan bagi rakyatnya, menunjukkan bahwa cinta yang tulus dan komunikasi yang baik dapat mengatasi segala rintangan.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads