Stok vaksin imunisasi DPT di sejumlah fasilitas kesehatan (faskes) di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), habis sejak beberapa bulan lalu. Orang tua mengeluhkan bayi mereka tak kunjung diberikan imunisasi DPT. Imunisasi DPT diberikan untuk melindungi anak dari penyakit difteri, pertusis, dan tetanus.
Salah seorang warga, Erick Syukur, mengatakan bayinya yang sudah berusia lima bulan belum diberikan imunisasi DPT pertama. Warga Desa Lewat, Kecamatan Macang Pacar, Manggarai Barat, ini mengatakan stok vaksin DPT sudah habis sejak tiga bulan lalu. Tak hanya di Posyandu Desa Lewat, stok vaksin itu juga habis di puskesmas terdekat.
"Ketika saya bertanya kepada petugas medis, alasannya karena di UPTD Puskesmas Rego belum ada stok vaksin DPT," ungkap Erick, Jumat (16/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erick cemas dengan kesehatan anaknya yang tak kunjung dilayani imunisasi DPT tersebut. Sebab itu salah satu imunisasi yang wajib diberikan kepada anak agar terlindung dari penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Ia tak habis pikir stok vaksin DPT bisa kosong dalam waktu lama
"Dampak (stok vaksin DPT habis) adalah banyak bayi yang belum diberikan vaksin DPT sesuai ketentuan standar pelayanan kesehatan. Anak saya menjadi salah satu korban dari beberapa bayi yang belum diberikan vaksin DPT 1 padahal sudah berusia lima bulan. Risiko yang jelas terjadi pada anak adalah kurangnya kekebalan tubuh anak sehingga mudah terserang penyakit," ujar Erick.
Keluhan orang tua yang anaknya tak kunjung dilayani imunisasi DPT juga muncul di tempat lain di Manggarai Barat.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat Adrianus Ojo mengatakan stok vaksin DPT memang berkurang sejak awal 2024. Stok vaksin DPT di Dinas Kesehatan Manggarai Barat juga habis sejak tiga bulan lalu.
"Kami informasikan bahwa stok vaksin DPT sangat berkurang sejak tahun 2024, bahkan dalam tiga bulan terkahir belum ada stok di dinas kesehatan," kata Adrianus.
Ia mengatakan kekurangan stok vaksin DPT berlaku secara nasional karena keterbatasan bahan baku produksi. Adrianus menegaskan pengadaan vaksin DPT bukan dilakukan oleh Dinas Kesehatan. Vaksin itu disediakan langsung oleh Kementerian Kesehatan.
"Kami sudah melakukan permintaan ke Dinas Kesehatan provinsi tetapi karena stok Vaksin DPT secara nasional sangat terbatas dan informasi dari Kementerian Kesehatan memang terjadi kekurangan secara nasional karena keterbatasan bahan baku produksi.Jika sudah ada stok di Manggarai Barat pasti akan dilayani," ujarnya.
Adrianus melanjutkan vaksin DPT baru masuk di Dinas Kesehatan Manggarai Barat hari ini. Jumlahnya hanya 150 vial. Vaksin itu akan segera didistribusikan puskesmas-puskesmas di Manggarai Barat.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kabupaten Manggarai Barat Dian Purnama Sari mengatakan anak yang tidak diberikan imunisasi DPT berisiko mengalami infesi difteri, pertusis, dan tetanus yang berat. Menurut dia imunisasi DPT 1 sebaiknya diberikan sebelum anak berusia lima bulan. Waktu terbaik anak mulai dilayani vaksin DPT 1 saat berusia 2-4 bulan.
Dokter spesialis anak ini menjelaskan anak berusia lima bulan masuk kategori terlambat menerima imunisasi DPT. Namun Dian menegaskan anak berusia lima bulan harus tetap mendapat imunisasi DPT daripada tidak dapat vaksin itu sama sekali.
"Tapi lebih baik telat daripada tidak dapat sama sekali," tegas Dian.
(dpw/gsp)