Pemuda di Flores Timur Tawuran Saat Final Sepakbola, Tiga Polisi Jadi Korban

Pemuda di Flores Timur Tawuran Saat Final Sepakbola, Tiga Polisi Jadi Korban

I Wayan Sui Suadnyana, Arnoldus Yurgo Purab - detikBali
Selasa, 06 Agu 2024 10:29 WIB
pemuda melempar Batu pada musuhnya
Foto: Ilustrasi tawuran. (Edi Wahyono)
Flores Timur -

Tawuran antarpemuda terjadi di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), saat laga final Liga 1 Askab Flotim 2024, Senin (5/8/2024) sekitar pukul 20.35 WITA. Tiga polisi menjadi korban akibat insiden tawuran itu.

Dari tiga polisi yang menjadi korban, satu di antaranya dipukul dan dua lainnya terkena batu. Selain itu, mobil patroli polisi juga dilempari batu hingga kaca bagian belakang pecah.

Kapolres Flores Timur, AKBP I Nyoman Putra Sandita, mengatakan tawuran dilakukan dengan aksi pelemparan batu. Tawuran terjadi antara pemuda Kelurahan P dan Kelurahan E di Flores Timur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penyebab tawuran tersebut karena pemuda Kelurahan E merayakan kekalahan Amposh FC yang menjadi runner-up pada laga final Liga 1 Askab Flotim 2024 dengan menutup jalan sehingga menimbulkan ketersinggungan dari pemuda Kelurahan P dan menyebabkan keributan kedua belah pihak," kata Putra Sandita kepada detikBali, Selasa (6/8/2024).

Putra Sandita menjelaskan kedua kelompok saling menyerang menggunakan batu di Kelurahan A sekitar pukul 20.40 Wita. Akibatnya, tawuran juga memicu kemarahan pemuda Kelurahan A dan terjadi aksi lempar batu.

Patroli Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Flores Timur kemudian turun ke tempat kejadian perkara (TKP). Namun, pemuda Kelurahan P melakukan penyerangan terhadap personel SPKT Polres Flores Timur.

"Salah satu anggota, Bripda S, dipukul dan Briptu E terkena lemparan batu, serta mobil patroli DMAX penjagaan Polres Flotim mengalami pecah kaca belakang akibat dilempari batu oleh kelompok pemuda Kelurahan P," tambahnya.

Menurut Putra Sandita, massa bahkan sampai melakukan pelemparan ke rumah dinas kapolres, wakapolres, dan asrama polisi (aspol) pukul 20.45 Wita. Personel SPKT lalu membunyikan alarm untuk mengumpulkan personel yang dipimpin langsung Kapolres Flores Timur.

Tak lama berselang, tepatnya pukul 21.10 Wita, personel Polres Flotim menggunakan empat kendaraan dinas berpatroli. Putra Sandita memimpin langsung patroli tersebut.

Putra Sandita kemudian meminta massa untuk bubar dan melakukan tindakan preventif terhadap kelompok pemuda Kelurahan P. Namun, massa melakukan perlawanan dengan melempari batu ke arah personel dan mobil dinas Polres Flores Timur.

Polisi kemudian menembakkan gas air mata dan tembakan peringatan sehingga massa akhirnya bisa membubarkan diri dan situasi aman terkendali. Polisi kemudian balik ke Mapolres Flores Timur sekitar pukul 22.30 Wita.

Namun, sesampainya di Kelurahan A, mobil patroli polisi dilempari oleh sekelompok pemuda. Putra Sandita dan anggotanya lalu meminta massa untuk membubarkan diri.

Sayang, permintaan itu tak diindahkan massa. Mereka melakukan perlawanan dengan melempari petugas menggunakan batu. Lemparan batu mengenai salah satu personel Polres Flores Timur berinisial Bripda M sehingga harus dilarikan ke rumah sakit dan mendapatkan lima jahitan.

Personel Polres Flores Timur kembali menembakkan gas air mata dan melakukan tembakan peringatan. Namun, massa tetap melakukan perlawanan dengan cara melempari personel menggunakan batu.

"Akibatnya, satu orang dari massa terkena rekoset tembakan peluru karet di punggung kanan dan langsung dibawa ke RSUD Larantuka untuk penanganan medis," jelas Putra Sandita.

Polisi akhirnya melakukan negosiasi dengan masyarakat Kelurahan A agar menghentikan tindakan penyerangan itu sekitar pukul 23.20.Wita. Polres Flores Timur juga melakukan mediasi bersama lurah dan tokoh masyarakat. "Situasi saat ini aman terkendali," jelas Putra Sandita.

Putra Sandita mengungkapkan Bripda M mendapatkan sebanyak lima jahitan di kepala akibat terkena lemparan batu dari massa. Bripda M telah pulang ke rumahnya seusai dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Larantuka langsung kembali ke rumah.

"Tadi malam lemas, sekarang sudah membaik," ujar Putra Sandita.

Sementara itu, massa aksi yang terkena rekoset peluru Fransiskus Frederik Ebang Dias (19) juga telah ditangani di RSUD Larantuka. Warga Kelurahan Amagarapati, Kecamatan Larantuka, Flores Timur, itu sudah menjalani tindakan medis pengambilan peluru di tubuhnya.

"Sudah diambil (di kedalaman sekitar) tujuh sentimeter mungkin, karena jari bisa masuk," kata Fransiskus saat disambangi detikBali di RSUD Larantuka, Selasa pagi (6/8/2024).

Fransiskus mengatakan kondisinya saat ini telah baikan. Pantauan detikBali, Fransiskus tertidur mengenakan celana jeans putih diselimuti kain dan tangannya diinfus oleh tim medis.




(nor/nor)

Hide Ads