Bakal calon wakil gubernur (bacawagub) Nusa Tenggara Barat (NTB) Suhaili Fadil Thohir mengungkap kedekatannya dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Pria yang akrab disapa Abah Uhel itu mengaku selalu beruntung didukung PKS.
Mantan Ketua DPD I Partai Golkar NTB itu menceritakan, pada tahun 2004 saat dia masih menjadi anggota DPRD NTB, PKS menjadi salah satu partai politik yang mengusulkan namanya untuk menjabat posisi Ketua DPRD NTB.
Kemudian pada 2010 dan 2015, PKS juga mengusung dirinya di Pilbup Lombok Tengah. Selama dua periode, Suhaili terpilih menjadi bupati Lombok Tengah atas dukungan PKS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini kenangan dan kebersamaan bersama PKS terungkap dan teringat kembali. Pada 2010 kami diminta oleh keluarga Lombok Tengah, lagi-lagi, saat itu yang memungut dan mendukung saya adalah PKS juga. Dua periode di Lombok Tengah, tetap PKS yang mendukung," kata Suhaili saat deklarasi pemenangan Zul-Uhel yang digelar di Kantor DPW PKS NTB, Minggu (4/8/2024).
Selanjutnya, Suhaili mengungkap, pada Pilgub 2018, Suhaili tak didukung oleh PKS. PKS lebih memilih mengusung kadernya Zulkieflimansyah berpasangan dengan Sitti Rohmi Djalillah. Kala itu, Suhaili yang berpasangan dengan Muhamad Amin, kalah oleh Zul-Rohmi.
Kenangan manis dukungan PKS kepada dirinya ingin Suhaili ulangi di Pilgub NTB 2024. Suhaili berseloroh, PKS berarti Partai Keberuntungan Suhaili.
"Namun, 2018 PKS mendukung kadernya sendiri, kami ditinggal. Sekarang 2024 alhamdulillah berkenan PKS memungut saya lagi. Sehingga terus terang, PKS itu kepanjangannya Partai Keberuntungan Suhaili. Karena ternyata, saat saya ikut kontestasi dan tak didukung PKS, ternyata gagal. Mudah-mudahan 2024 ini kemenangan untuk kita semua," terangnya.
Diketahui PKS resmi memutuskan mengusung Zul-Uhel di Pilgub NTB 2024. PKS berkoalisi bersama Partai Demokrat dan Partai NasDem mengusung Zul-Uhel.
Sebanyak tiga pasangan calon dipastikan telah mengunci tiket maju di Pilgub NTB 2024. Pertama, Zulkieflimansyah-Suhaili yang mendapatkan dukungan PKS (8 kursi) Demokrat (6 kursi), dan NasDem (4 kursi). Kemudian Lalu Muhamad Iqbal-Indah Dhamayanti Putri didukung Partai Gerindra (10 kursi), PAN (4 kursi), dan PPP (7 kursi). Terakhir Sitti Rohmi Djalillah-Musyafirin yang diusung PDIP (4 kursi), Perindo (3 kursi), dan PKB (6 kursi).
(dpw/dpw)