Pelaku Wisata Labuan Bajo Mengeluh Personel Keselamatan Terbatas

Manggarai Barat

Pelaku Wisata Labuan Bajo Mengeluh Personel Keselamatan Terbatas

Ambrosius Ardin - detikBali
Minggu, 28 Jul 2024 12:54 WIB
Simulasi penyelamatan kecelakaan kapal di perairan Labuan Bajo, Kamis (30/5/2025).
Simulasi penyelamatan kecelakaan kapal di perairan Labuan Bajo, Kamis (30/5/2025). (Foto: Ambrosius Ardin/detikBali)
Manggarai Barat -

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gabungan Pengusaha Wisata Bahari dan Tirta Indonesia (Gahawisri) Labuan Bajo Budi Widjaja menyoroti sumber daya manusia (SDM) sejumlah institusi di Labuan Bajo yang jumlahnya terbatas dalam mendukung keselamatan pariwisata di destinasi pariwisata superprioritas (DPSP) tersebut.

Budi mencontohkan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo yang jumlah personelnya terbatas. Padahal, KSOP mengurus ratusan aktivitas kapal wisata dalam sehari di perairan Labuan Bajo. Ia meminta Pemerintah Pusat memerhatikan kebutuhan institusi yang terkait dengan keselamatan pariwisata Labuan Bajo, baik anggaran maupun personelnya.

"Mengharapkan Pemerintah Pusat yang sudah menetapkan Labuan Bajo sebagai DPSP dengan pembangunan fisik selama ini, juga mengonsentrasikan pada peningkatan anggaran institusi, SDM institusi, dan SDM masyarakat dalam mengelola fasilitas yang sudah ada," kata Budi, Minggu (28/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebagai contoh KSOP Kelas 3 Labuan Bajo yang hanya memiliki 40 personel berbanding dengan KSOP Kupang yang memiliki 90 personel. Sementara jumlah kapal dan frekuensi kegiatan mungkin lebih tinggi di Labuan Bajo," lanjut dia.

Budi juga mendorong penguatan SDM Basarnas Labuan Bajo yang jumlah personelnya juga terbatas. Padahal, wilayah tugas Basarnas Labuan Bajo cukup luas di wilayah Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

ADVERTISEMENT

"Peningkatan aspek safety dengan memperkuat SDM Basarnas yang saat ini hanya ada tujuh personel untuk meng-cover empat kecamatan," ujar Budi.

Ia juga mendorong pengadaan ambulans laut yang saat ini sangat dibutuhkan. Dengan adanya ambulans laut, evakuasi pasien atau korban kecelakaan di perairan atau pulau-pulau sekitarnya bisa dievakuasi dengan cepat ke rumah sakit di Labuan Bajo.

"Juga anggaran pelatihan safety untuk masyarakat Labuan Bajo dan pulau sekitarnya," tandas Budi.

Diketahui dalam melaksanakan operasi pencarian dan pertolongan korban kecelakaan kapal wisata di perairan Labuan Bajo selama ini, Basarnas melibatkan instansi terkait lainnya. Mereka tergabung dalam Tim SAR Gabungan, di antaranya KSOP, Polairud, dan TNI Angkatan Laut.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads