Alasan Pria Segel Sekolah hingga Siswa Belajar di Pinggir Jalan: Kesal ke Pemda

Lombok Tengah

Alasan Pria Segel Sekolah hingga Siswa Belajar di Pinggir Jalan: Kesal ke Pemda

Edi Suryansy - detikBali
Kamis, 11 Jul 2024 18:10 WIB
Lalu Iskandar saat ditemui awak media di kediamannya, di Jangkih Jawa, Praya Barat, Lombok Tengah, Kamis (11/7/2024).
Lalu Iskandar saat ditemui awak media di kediamannya, di Jangkih Jawa, Praya Barat, Lombok Tengah, Kamis (11/7/2024). (Foto: Edi Suryansyah/detikBali)
Lombok Tengah - Lalu Iskandar membeberkan alasannya menyegel Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Jangkih Jawa, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dia menyegel sekolah itu karena kesal kepada pemerintah yang tak pernah memperbaiki gedung sekolah yang rusak.

Iskandar mengatakan, sebagai ahli waris, dia tidak pernah berniat untuk mengambil kembali lahan tersebut. Hanya saja, ia sangat prihatin dengan kondisi bangunan sekolah rusak dan tidak layak digunakan belajar mengajar.

"Ini dasar saya menyegel sekolah ini karena dasar saya melihat sekolah ini sudah tidak layak. Bukan masalah lain-lain. Kasihan anak-anak ini, siapa yang mau bertanggung jawab kalau ada apa-apa," kata Iskandar saat ditemui awak media di Jangkih Jawa, Kamis (11/7/2024).

Iskandar menyayangkan sikap Pemda Lombok Tengah yang tak merespons persoalan ini sejak awal. Ia menilai pemerintah terlalu fokus dengan soal status lahan sehingga lupa dengan tuntutannya.

"Yang penting perbaiki sekolah ini, supaya tidak masuk macam-macam. Kasih pagar kek, agar anak-anak nyaman belajar. Makanya, kalau masih mau pakai sekolah ini ya silahkan untuk diperbaiki," imbuhnya.

Pria yang menjabat sebagai kepala dusun ini pun membeberkan sejumlah hal yang menjadi alasannya mengklaim lahan tersebut. Ia mengaku punya surat-surat soal lahan itu.

"Tanah ini dulu dimiliki oleh nenek saya, dia yang garap pertama dulu. Lahan ini dulu dipinjamkan oleh nenek saya kepada kepala desa pertama di sini atas nama Lalu Simpang," ujarnya.

Iskandar mengatakan pernah melihat sertifikat yang dipegang oleh pemerintah daerah. Ia menilai sampai saat ini lahan tersebut masih berstatus hak pakai sejak dipakai pada tahun 1974.

"Kalau masalah lahan itu mau berapa berapa saya kasih buat amal. Kalau mau baik. Kalau mau saya ambil kenapa ndak dari dulu kan bisa. Makanya saya tutup supaya anak-anak kita ini selamat," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, penyegelan dilakukan karena Iskandar merasa lahan yang dijadikan sekolah belum dibayar.

Kepala SDN 1 Jangkih Jawa, Baiq Aminah, mengatakan sekolah terpaksa meliburkan murid akibat penyegelan yang dilakukan Iskandar. Menurut Aminah, para guru beberapa hari juga sempat melakukan proses belajar mengajar di pinggir jalan.

"Karena penyegelan ini proses belajar kami terganggu. Kami tidak bisa masuk ke kelas. Jadi selama tiga hari kami belajar di depan gerbang yang disegel," kata Aminah kepada awak media, Rabu (10/7/2024).

Selain proses belajar mengajar, penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2024 juga dilaksanakan di depan gerbang yang disegel. SDN 1 Jangkih Jawa mendapatkan sebanyak 16 siswa saat PPDB 2024.

Menurut Aminah, SDN 1 Jangkih Jawa saat ini memiliki sebanyak 119 siswa. Ia berupaya meminjam ruang kelas untuk tempat kegiatan belajar mengajar sementara di sekolah lainnya.


(dpw/dpw)

Hide Ads