Puluhan Wali Murid Datangi Kantor Dikbud NTB gegara Anak Tak Lolos PPDB

Puluhan Wali Murid Datangi Kantor Dikbud NTB gegara Anak Tak Lolos PPDB

Nathea Citra - detikBali
Senin, 08 Jul 2024 14:47 WIB
Kepala Dinas Dikbud NTB Aidy Furqan saat diwawancarai awak media di ruangannya, Senin siang (8/7/2024).
Foto: Kepala Dinas Dikbud NTB Aidy Furqan saat diwawancarai awak media di ruangannya, Senin siang (8/7/2024). (Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Puluhan wali murid di Kota Mataram mendatangi kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (8/7/2024). Mereka mengeluhkan nasib anak mereka yang tidak lolos Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jalur zonasi, meski jarak rumah dengan sekolah berdekatan.

Pantauan detikBali, para wali murid itu mendatangi kantor Dikbud NTB untuk meminta kejelasan terkait kelanjutan pendidikan anak-anak mereka. Mengingat, jalur zonasi adalah cara terakhir penerimaan peserta didik.

"Saya datang ke Dikbud karena ingin minta kejelasan, sistem zonasi ini seperti apa sih, anak saya tidak lolos, tapi tetangga saya lolos," kata Muhammad Sahrul, warga Perumnas, Kelurahan Tanjung Karang Permai, Kota Mataram, Senin siang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sahrul mendaftarkan anaknya di SMAN 2 Mataram melalui jalur zonasi. Setelah pengumuman, Senin pagi, anaknya berada di urutan 230, dari daya tampung sekolah sebanyak 205 siswa.

"Padahal jarak rumah dan sekolah tidak jauh, bahkan tidak sampai satu kilometer," kesalnya.

ADVERTISEMENT

Senada dengan Sahrul, Rohyah, warga Karang Panas, Ampenan, Kota Mataram juga mendatangi Dikbud Provinsi NTB untuk meminta penjelasan dan solusi.

"Dari Dikbud sudah kasih solusi, mereka menyarankan untuk geser ke SMAN 10 Mataram atau SMAN 11 Mataram. Tapi dua sekolah itu cukup jauh dari rumah," katanya.

Sementara itu, Abdul Kadir, warga Banjar, Ampenan, Kota Mataram mengaku solusi yang diberikan Dikbud untuk anak-anak yang tidak lolos di jalur zonasi, tidaklah tepat. Yakni di SMAN 10 Mataram dan SMAN 11 Mataram.

"Anak-anak kami diarahkan ke dua sekolah itu, tapi lokasi sekolahnya cukup jauh. Kasihan anak-anak kami yang tidak punya kendaraan," ujarnya.

Karena jarak yang cukup jauh, Abdul bersama para orang tua lainnya meminta Dikbud untuk memberikan solusi sekolah yang lebih dekat.

"Harapan kami, anak-anak ini bisa sekolah di SMA 2 Mataram atau SMAN 7 Mataram, karena dua sekolah ini sangat dekat dari sekolah," katanya.

Senada dengan Abdul, Saidi, warga Selaparang, Kota Mataram juga berharap pihak Dikbud memberikan solusi yang menguntungkan bagi anaknya. "Anak saya ada di urutan 206 di SMAN 2 Mataram, padahal sebelumnya sekolah itu mengumumkan kuota zonasi 210, tapi saat kami mendaftar diubah jadi 205 siswa saja yang diterima. Tolong lah dinas, anak saya hanya beda satu urutan saja," ucapnya.

Menurut Saidi, solusi yang diberikan Dikbud, yakni mendaftar di SMAN 10 Mataram yang masih kekurangan siswa, terbilang kurang memuaskan.

"Saya diarahkan ke SMAN 10 Mataram, tapi anak saya inginnya di SMAN 2 Mataram, apalagi kakak-kakaknya di sana semua," kata Saidi.

Sementara itu, Kepala Dinas Dikbud NTB Aidy Furqan mengatakan akan mengumpulkan seluruh kepala sekolah untuk melihat persoalan terkait kuota siswa dan jumlah animo pendaftar.

"Kami akan rapat dengan seluruh kepala sekolah siang ini, dari hasil rapat ini kami bisa ambil langkah. Kemudian kami laporkan kepada Pj Gubernur, bagaimana tindak lanjut agar anak-anak yang tidak lolos jalur prestasi, jalur afirmasi hingga jalur zonasi ini agar bisa terus bersekolah," katanya saat ditemui awak media di ruangannya, Senin siang.

Tak hanya itu, Dikbud NTB juga tengah berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Terkait opsi-opsi apa yang bisa diambil pihak sekolah, terkait anak-anak yang tidak lolos pada tiga jalur di PPDB 2024.

"Apakah nanti ada opsi penambahan ruang kelas atau geser pada zona yang berdekatan, sedang kami koordinasikan dengan kementerian," tutup Aidy.




(hsa/gsp)

Hide Ads