Hasil Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024 tingkat sekolah menengah pertama (SMP) negeri jalur zonasi bina lingkungan di Denpasar telah diumumkan pada Kamis (4/7/2024) pukul 06.00 Wita. Sebanyak 3.937 berkas pendaftaran calon siswa masuk lewat jalur tersebut dan 1.400 di antaranya ditolak.
Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SMP Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Denpasar Anak Agung Putu Gede Astara mengungkapkan ditolaknya berkas tersebut karena berbagai alasan. Salah satunya, karena kondisi kartu keluarga yang tidak dapat terbaca di sistem karena buram.
"Lalu ada saja yang menempatkan titik koordinat (rumah calon siswa) didekatkan ke sekolah biar dapat (lolos syarat jalur zonasi bina lingkungan)," ucap Astara di kantornya, Kamis (4/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Astara tak dapat memerinci masing-masing jumlah temuan pelanggaran. Menurutnya, Disdikpora Denpasar langsung meminta operator sekolah untuk melakukan data ulang saat ditemukan kejadian seperti itu.
"Kemarin kami ketemu case-nya dan langsung kami perintahkan teman-teman IT di dinas untuk menyurvei lapangan yang kami curigai. Kemarin yang kami survei di SMP 10, SMP 8, SMP 1 dan SMP 3. Itu saya sebar kemarin teman-teman IT untuk mencari data," jelasnya.
Sementara sebanyak 2.537 berkas yang lolos verifikasi akan dilanjutkan seleksi pe-rangking-an. Akan dipilih sebanyak 1.384 berkas calon siswa sesuai dengan kuota untuk jalur tersebut.
Astara mengatakan pendaftaran ulang calon siswa yang lolos akan dibuka dari 8 sampai 10 Juli 2024. Dia pun mendorong agar orang tua atau calon siswa dapat meng-upload berbagai berkas yang dibutuhkan.
"Kalau misalnya tidak bisa meng-upload sendiri, orang tua maupun siswa yang lolos tolong langsung datang ke sekolah yang bersangkutan. Di sana sudah kami siapkan bantuan untuk memberikan layanan," jelasnya.
Di sisi lain, Astara mengungkapkan sebanyak 15 SMP negeri di Denpasar telah terpenuhi kuotanya setelah berkahirnya PPDB 2024. Hanya SMP Negeri 11 Denpasar yang kekurangan 19 dari 320 kuota siswa yang disediakan.
"Mungkin itu karena posisi sekolah sangat di pinggiran di Serangan. Sedangkan, masyarakat yang mencari sekolah SMP di Serangan sudah terakomodasi semua. Mungkin dari desa yang berjauhan tidak berminat ke sana, makanya sampai tidak bisa terpenuhi kuota yang sudah kami siapkan," jelasnya.
(dpw/dpw)