Kisah di Balik Patung Herman Fernandez Bopong Alex Rumambi di Larantuka

Histori Kota

Kisah di Balik Patung Herman Fernandez Bopong Alex Rumambi di Larantuka

I Wayan Sui Suadnyana, Arnoldus Yurgo Purab - detikBali
Minggu, 23 Jun 2024 11:38 WIB
Patung Herman Fernandez membopong Alex Rumambi di Taman Herman Fernandez, Larantuka, Flores Timur, NTT. (Arnoldus Yurgo Purab/detikBali)
Foto: Patung Herman Fernandez membopong Alex Rumambi di Taman Herman Fernandez, Larantuka, Flores Timur, NTT. (Arnoldus Yurgo Purab/detikBali)
Flores Timur -

Warga Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), sudah tak asing dengan keberadaan patung Herman Yoseph Fernandez. Patung Herman Fernandez yang membopong Alex Rumambi itu letaknya amat strategis karena berhadapan langsung dengan pertokoan, kantor DPRD, dan Rumah Jabatan Bupati Flores Timur.

Patung Herman Fernandez itu tampak elok dipandang karena berada persis di bundaran jalan yang mengapit dua jalur, yaitu jalan atas dan jalan bawah di Kota Larantuka.

Tak hanya mengapit jalan, patung itu juga dibuatkan taman yang indah dilengkapi tempat duduk bagi para pengunjung yang ingin berteduh dan duduk nongkrong sore hingga malam hari. Taman itu dihiasi lampu warna-warni serta tulisan 'Taman Herman Fernandez' di bagian pinggirnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banyak warga Larantuka yang tahu keberadaan patung itu, tetap tidak mengetahui kisah perjuangannya. Musababnya, patung Herman Fernandez yang membopong Alex Rumambi memang menyimpan banyak cerita yang tidak banyak diketahui sebagian orang.

Sejarawan Lamaholot, Thomas B Ataladjar, mengatakan masyarakat etnis Lamaholot melihat patung Herman Fernandez di Taman Kota Larantuka itu seakan tak berkisah apa-apa. Ataladjar telah menulis buku agar masyarakat tahu perjuangan Herman Fernandez.

ADVERTISEMENT

Dalam buku 'Herman Yoseph Fernandez, Kusuma Bangsa Pembelajaran Tanah Air Layak Jadi Pahlawan Nasional' yang ditulis Ataladjar menyebutkan Herman Fernandez merupakan salah satu putera Lamaholot. Ia berasal dari Larantuka, Flores Timur, tetapi lahir di Ende.

Sementara Alex Rumambi berasal dari Manado, tetapi lahir di Bengkulu. Herman Fernandez dan Alex Rumabi sama-sama masuk sekolah guru di Hollandsche Indische Kweekschool (HIK) Muntilan.

Alex Rumambi sempat ditembak Belanda di punggung dan tertusuk bayonet. Dia dibantu Herman Fernandez sehingga ia juga ditembak dan ditangkap Belanda. Kisah inilah yang ada di balik patung itu.

"Herman Fernandez membopong sahabatnya Alex Rumambi yang sekarat untuk dibawa ke Markas Perpis. Namun, kondisi medan berupa kebun kelapa yang terbuka membuat mereka mudah dilihat oleh pasukan Belanda. Baru beberapa meter berjalan pasukan Belanda menghadang di depan," tulis Ataladjar dalam bukunya dibaca detikBali, Minggu (10/6/2024).

Dalam wawancara dengan detikBali, Minggu (9/6/2024), Ataladjar mengatakan Herman Fernandez adalah seorang patriot dan pejuang bangsa yang berani, tetapi rendah hati. "(Dia) konsisten, penuh tanggung jawab berjuang membela bangsanya untuk melepaskan diri dari belenggu penindasan penjajahan," katanya.

Herman Fernandez, lanjut Ataladjar, adalah seorang tentara pelajar dalam perang kemerdekaan untuk mempertahankan NKRI setelah pertempuran hidup mati melawan Belanda dalam Palagan Sidobundar 2 September 1947.

Herman Fernandez tak pernah menyerah pada musuh dalam perjuangan sampai gugur sebagai kusuma bangsa. Ia tak pernah menikmati buah kemerdekaan yang diperjuangkannya.

"Herman Fernandez patriot dan pejuang sejati keteladanan bangsa dengan sebareg keteladanan yang tinggi, humanis, dan toleran serta taat pada komandan dan rela berkorban dan mengorbankan diri demi sahabatnya La Sinrang dan Alex Rumambi," imbuhnya.

Herman Fernandez gugur dieksekusi pada 31 Desember 1948. Nama Herman Fernandez terpahat di sejumlah monumen dan tugu bersejarah, seperti Monumen Sidobunder tempat dia bertempur dan ditembak, monumen tentara pelajar di Kebumen, Prasasti Taman Makam Pahlawan Kusumanegara, dan Monumen Yogya Kembali.




(hsa/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads