"Faktanya lampu jalan hanya tiang listrik, di situ lampunya (padam). Kegelapan sudah ada di sini sejak lima tahun yang lalu. Itu berarti cahaya pikiran pemimpin itu gelap," kata Rocky Gerung dalam diskusi di Taman Kota Swaolsa Titen, Lembata, Rabu (29/5/2024) malam.
Rocky diundang Komunitas Taman Daun di Lembata untuk berbicara dalam diskusi dengan tajuk 'Membangun Nalar Kritis: Berpikir Arah Membangun Lembata'.
Ahli Fflsafat itu mengatakan mengapa ada panel listrik tetapi tidak ada cahaya di situ.
Selain mengkritisi lampu jalan, Rocky Gerung juga meminta masyarakat menolak amplop atau uang saat pilkada. Menurut Rocky, politik uang seperti itu merupakan bagian dari oligarki yang ingin beternak kekuasaan di Lembata.
Rocky juga berharap anak-anak memperoleh pendidikan yang layak. Dia menginginkan Lembata menjadi ibu kota pikiran.
Salah seorang warga yang datang meminta Rocky lebih elok dalam berkomentar. Namun, Rocky menegaskan tidak boleh bersopan-sopan pada kekuasaan.
"Sebelum seseorang jadi presiden dia peminta-minta kekuasaan. Kekuasaan harus kita caci maki setiap detik," tandas Rocky.
"Kita tidak boleh menghina manusia. Yang saya hina adalah jabatan. Dungu cara berpikir yang membuat kita tertinggal karena IQ, karena dungu yang dibuat oleh pemimpin yang dungu," tandas Rocky.
(hsa/hsa)