Serunya Menonton Pacuan Kuda Tradisional di Dompu, Ditunggangi Joki Cilik

Serunya Menonton Pacuan Kuda Tradisional di Dompu, Ditunggangi Joki Cilik

I Wayan Sui Suadnyana, Faruk Nickyrawi - detikBali
Minggu, 26 Mei 2024 23:30 WIB
Suasana pacuan kuda tradisional di Dompu, NTB, Minggu (26/5/2024). (Faruk Nickyrawi/detikBali)
Foto: Suasana pacuan kuda tradisional di Dompu, NTB, Minggu (26/5/2024). (Faruk Nickyrawi/detikBali)
Dompu - Event pacuan kuda tradisional digelar di arena pacuan Lembah Kara, Desa Lepadi, Kecamatan Pajo, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pacuan kuda ini digelar dari 20 hingga 26 Mei 2024.

Event pacuan kuda dihelat untuk memeriahkan hari jadi Dompu ke-209 tahun. Pacuan diikuti ratusan kuda dari seluruh Pulau Sumbawa, bahkan ada dari Pulau Lombok.

Sejak dimulai pada Senin (20/5/2024) lalu, arena pacuan kuda Lembah Kara sudah dipadati masyarakat. Mereka menyaksikan secara langsung adu kecepatan kuda yang ditungganginya joki cilik.

Arena pacuan kuda Lembah Kara sudah dipadati oleh masyarakat di luar maupun di dalam arena saat puncak acara, Minggu (26/5/2024). Bahkan jalan raya yang menghubungkan Pantai Lakey itu padat merayap hingga satu kilometer dari depan arena. Dari dalam arena, masyarakat memenuhi tribun, bahkan meluber hingga ke lapangan terbuka.

"Saya dari Bima, sengaja datang nonton di hari terakhir. Karena hari ini adalah momen untuk kuda-kuda yang namanya besar," kata salah seorang penonton, Ahmad Muksin (34), kepada detikBali.

Kuda-kuda yang dipertandingkan dalam babak final ini adalah kuda yang sebelumnya meraih juara pada kelas nya masing-masing di babak penyisihan hingga babak perebutan tiket final.

Dalam satu kali pelepasan, sebanyak enam ekor kuda yang ditunggangi oleh joki cilik. Para joki cilik mengadu ketangkasan agar kuda yang mereka tunggangi berlari kencang hingga meraih posisi terdepan.

Ketika kuda sudah dilepas, masyarakat yang datang menonton mulai bergemuruh berteriak histeris melihat kuda-kuda mengadu kecepatan.

"Pokoknya seru saja kalau nonton secara langsung, berbeda kalau kita nonton di video orang," kata seorang penonton, Ikraman.

Untuk diketahui, olahraga tradisional yang sudah ada sejak zaman Belanda ini sangat terkenal di kalangan masyarakat NTB, terutama dengan ciri khasnya yakni joki cilik. Penunggang kuda anak dibawah umur kisaran 10 hingga 15 tahun ini membuatnya berbeda dengan pacuan kuda lain di Indonesia.


(hsa/iws)

Hide Ads