Suku Bima merupakan salah satu kelompok etnis yang menghuni bagian timur Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Tahukah kamu mengenai sejarah Suku Bima?
Simak yuk sejarah, etnis, hingga tradisi dari suku Bima yang sudah dirangkum dari berbagai sumber.
Sejarah Suku Bima
![]() |
Suku Bima atau biasa disebut dengan suku Dou Mbojo merupakan etnis yang mendiami Pulau Sumbawa bagian timur, yang sekarang merupakan tempat bermukimnya orang Bima.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Istilah 'Mbojo' digunakan untuk menyebut kata 'Bima' dalam bahasa Bima.
Tempat tersebut terbagi menjadi tiga bagian secara administratif, yakni Kota Bima, Kabupaten Bima, dan Kabupaten Dompu.
Dilansir dari laman Dinamikambojo Wordpress, suku Bima mempunyai tujuh pemimpin dari setiap daerahnya yang disebut dengan 'Ncuhi'. Pada masa pemberontakan di Majapahit, salah satu dari Pandawa Lima, Bima, melarikan diri ke Bima melalui jalur selatan agar untuk menghindari para pemberontak dan berlabuh di Pulau Satonda.
Bima pun menetap di wilayah tersebut dan menikah dengan seorang putri hingga memiliki anak. Para Ncuhi kemudian mengangkat Bima menjadi Raja pertama di wilayah tersebut karena mempercayai Bima dengan karakternya yang keras dan teguh dalam pendirian.
Etnis yang Mendiami Kabupaten dan Kota Bima
![]() |
Melansir laman Stekom Ensiklopedia Dunia, orang Bima terbagi dalam dua kelompok, yakni penduduk asli atau 'Dou Donggo' dan kelompok orang Bima 'Dou Mbojo'. Kelompok Dou Donggo menempati kawasan bagian barat teluk, dan tersebar di sekitar gunung dan lembah.
Merujuk penelitian Zollinger (1847), suku Donggo dan penduduk Bima di sebelah timur laut Teluk Bima berkarakteristik yang sangat jelas sebagai etnis dengan budaya yang masih sederhana. Namun, penelitian Elber Johannes (1909-1910) menunjukkan bahwa orang Bima yang menetap di sekitaran ibu kota lebih maju.
Tak hanya itu, terdapat pula kelompok campuran yang terbentuk dari adanya interaksi antara orang Bugis dan Makassar. Sedangkan, kelompok Dou Mbojo merupakan kelompok yang menghuni kawasan pesisir pantai. Kelompok orang Bima merupakan ras bangsa campuran dari orang Bugis-Makassar dengan ciri rambut lurus sebagai orang Melayu di pesisir pantai.
Tradisi Suku Bima
![]() |
Suku Bima juga terkenal dengan warisan leluhur yang masih terpelihara dan terjaga secara turun-temurun. Berikut adalah beberapa tradisi yang masih dilakukan oleh masyarakat suku Bima.
1. Mbolo Weki
Tradisi ini merupakan sebuah musyawarah di antara lingkungan keluarga, atau kegiatan berkumpul yang dilakukan untuk mempererat hubungan antar keluarga.
2. Peta Kapanca
Peta Kapanca merupakan ritual khusus calon pengantin suku Bima saat satu hari sebelum prosesi akad. Pata ritual ini, daun pacar yang dilumatkan dan ditempelkan pada kedua telapak tangan sang calon pengantin wanita merupakan simbol bahwa calon pengantin tersebut akan menjadi seorang istri.
3. Rimpu
Tradisi ini dilakukan dengan memakai busana khas yakni sarung tenun khas Bima 'Tembe Nggoli' untuk kaum perempuan suku Bima.
4. Ampa Fare
Tradisi ini dilakukan dengan menyimpan hasil panen padi ke lumbung yang disebut oleh masyarakat Suku Bima dengan 'Uma Lengge'. Tradisi ini mengandung makna doa dan ungkapan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang melimpah.
(nor/nor)