Sejumlah warga di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), menggelar aksi protes menuntut kenaikan harga jagung yang belakangan anjlok. Sejumlah warga memblokir jalan dan mahasiswa melakukan demonstrasi.
Pantauan detikBali pada Rabu (17/4/202), aksi protes terjadi di dua titik sekaligus. Pertama, berlokasi di Desa Tekasire, Kecamatan Manggelewa, Dompu. Sejumlah warga di sana memblokir jalan. Kedua, sekelompok mahasiswa berdemonstrasi di depan kantor Bupati Dompu.
Aksi protes puluhan warga di Desa Tekasire disertai pemblokiran jalan lintas provinsi. Akibatnya, lalu lintas di jalan tersebut macet total. Kendaraan dari arah Sumbawa dan dari arah Bima tidak bisa melintas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kondisi diperparah dengan tidak adanya jalan alternatif yang bisa dilalui oleh pengendara. Walhasil, kendaraan mengular dari dua arah yang berlawanan.
"Di Tekasire, jalan diblokir, lalu lintas macet," kata salah seorang warga, Wahyudin, saat dihubungi detikBali.
Sementara itu, Kapolsek Manggelewa, Ipda Bukhari Maha Putra, mengatakan warga memblokir jalan sekitar dua jam. Beruntung, jalan akhirnya dibuka setelah mereka diberi kesempatan untuk berdialog. Lalu lintas yang lumpuh kini kembali normal.
"Jalannya sudah dibuka, saat ini sedang dilakukan dialog di kantor Camat dengan pihak terkait (pengusaha) dan petani jagung," tutur Bukhari.
Informasi yang dihimpun detikBali, harga beli jagung dari petani berkisar mulai Rp 2-3 ribu per kilogram. Harga itu pun tergantung dari kadar air jagung petani yang rata-rata tidak dijemur terlebih dahulu sebelum dijual.
Petani jagung di Dompu menginginkan harga beli oleh pengusaha lebih tinggi, yakni Rp 4 ribu lebih per kilogram. Hanya saja, keinginan petani itu belum bisa direalisasikan oleh para pengusaha.
(hsa/gsp)