Komandan Korem (Danrem) 161/Wira Sakti, Brigjen Joao Xavier Barreto Nunes, memperkirakan sejumlah penduduk di Nusa Tenggara Timur (NTT) masih menyimpan senjata rakitan. Senjata api itu digunakan saat terjadi konflik di Timor Leste hingga jajak pendapat pada 1999.
"Ada pistol rakitan yang diperkirakan sejak 1999 dan kebanyakan masyarakat menggunakannya untuk baku hantam," ungkap Nunes di Makorem 161/Wira Sakti, Kupang, NTT, Rabu (17/4/2024).
Nunes mengungkapkan sebanyak 235 pucuk senjata api disita oleh Korem 161/Wira Sakti Kupang pada 2022-2023. Asal-usul senjata tersebut masih diselidiki.
Nunes mengimbau masyarakat yang masih menyimpan senjata api segera menyerahkan senjata tersebut. "Kami berharap masyarakat bisa sadar, terbuka hatinya, dan segera mengembalikannya," pintanya.
![]() |
Warga di perbatasan Indonesia dan Timor Leste, Alfonso Hendriques Costa Soares Pinto, mengungkapkan sejumlah warga di Pulau Timor, NTT, masih menyimpan senjata api rakitan setelah gejolak di Timor Leste pada 1999. "Masih banyak (warga) yang menyimpan senjata api" ujar warga Kabupaten Belu tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang memiliki nama samaran Lafaek -buaya- itu memiliki sejumlah senjata api dari pejuang kemerdekaan Timor Leste. Dia merampasnya dari para pejuang Timor Leste tersebut.
Alfonso menyerahkan tujuh senjata api kepada tentara di Kabupaten Belu. Dia menyarankan agar tentara mendekati para pemilik senjata api dengan persuasif agar mereka mau memberikan senjata tersebut.
(gsp/hsa)