Ada beragam peristiwa di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menarik perhatian pembaca detikBali. Bupati Manggarai Herybertus GL Nabit disorot karena memecat 249 tenaga kesehatan (nakas) non-ASN.
Awal mula pemecataan itu karena mereka menuntut kenaikan gaji. Selama ini, tenaga medis itu hanya diupah Rp 400 ribu hingga Rp 600 ribu per bulan.
Ada juga berita ribut-ribut warga dengan debt collector di Mataram, NTB. Keributan ini viral setelah diunggah di media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian ada kabar dari Lombok Tengah, dua siswi SMP diperkosa oleh tiga teman mereka. Mereka diperkosa saat Lebaran. Berikut rangkuman peristiwa di atas yang kami rangkum dengan sejumlah berita lainnya dari Nusa Tenggara (Nusra):
Sopir Travel Perkosa Penumpang Remaja
Seorang sopir travel di Maggarai, NTT, G, dilaporkan ke polisi terkait kasus pemerkosaan. Dia memerkosa penumpangnya yang masih remaja, FF (15).
"Tempat kejadian di pangkalan travel Ruteng-Borong, depan Toko Pasific, Kelurahan Pitak, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai," ungkap Kasi Humas Polres Manggarai Ipda I Made Budiarsa, Selasa (9/4/2024).
Budiarsa menjelaskan dugaan pemerkosaan itu terjadi pada 5 April 2024 sekitar pukul 15.00 Wita. Kejadian bermula ketika FF menumpang mobil travel yang dikendarai G dari Kota Borong, Manggarai Timur, tujuan Ruteng.
FF tidak langsung diturunkan saat tiba di Ruteng. ABG itu diajak oleh G untuk mengantar penumpang ke Cancar, lokasinya sekitar belasan kilometer dari Ruteng.
FF diperkosa dalam perjalanan pulang dari Cancar. Hanya ada G dan FF dalam mobil saat pulang dari Cancar.
"Setelah kembali dari Cancar menuju Ruteng, korban disuruh duduk di kursi depan. Kemudian pelaku langsung menyentuh paha. Meskipun korban menolak dan marah, pelaku terus memaksa untuk berhubungan badan di dalam mobil. Akibatnya korban mengalami trauma pascakejadian tersebut," jelas Budiarsa.
Perempuan asal Manggarai Timur itu melaporkan G ke Polres Manggarai pada 8 April 2024. Laporan terhadap sopir asal Peot, Kelurahan Rana Loba, Kecamatan Borong, Manggarai Timur, itu ditangani Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Manggarai.
"Atas kejadian tersebut, korban mendatangi SPKT Polres Manggarai untuk melaporkan kejadian agar dapat diproses sesuai hukum yang berlaku. Laporan ditangani unit PPA," jelas Budiarsa.
2 Siswi SMP Diperkosa 3 Teman
Dua siswi SMP asal Kecamatan Kopang, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) diperkosa oleh tiga rekan mereka. Pelaku masing-masing berinisial MIH (16), MMR (15), dan MY (16).
Semuanya berasal dari Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah. Mirisnya, kedua korban diperkosa saat Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran, Rabu (10/4/2024) malam.
Kasat Reskrim Polres Loteng Iptu Lukluk il Maqnun mengungkapkan kedua korban diperkosa oleh ketiga pelaku di rumah pelaku MY pada Rabu sekitar pukul 23.00 Wita.
Peristiwa itu bermula saat kedua korban diajak jalan-jalan oleh ketiga pelaku pada pukul 20.00 Wita. Kedua korban saat itu dijemput oleh ketiga pelaku di simpang empat Desa Darmaji, Kecamatan Kopang.
Sebelum mengajak ke rumah MY, kedua korban mendapat ancaman. Ketiga pelaku mengancam akan meninggalkan korban di tengah jalan sepi apabila tidak mau diajak ke rumah MY.
"Jadi ada ancaman melakukan hubungan intim oleh para terduga pelaku," tuturnya.
Sekitar pukul 23.30 Wita para korban dibawa ke rumah MY. Di sana, kedua remaja itu diperkosa secara bergiliran oleh ketiga pelaku.
"Korban diinapkan. Pagi hari, Kamis (11/4/2024) baru dipulangkan. Itu kan masih suasana Lebaran," ujar Lukluk.
Orang tua korban yang tidak terima anaknya diperkosa melaporkan kejadian tersebut ke polisi.
Lukluk mengungkapkan salah satu dari pelaku merupakan teman sekolah kedua korban.
"Jadi tiga pelaku merupakan anak broken home. Katanya melakukan itu karena khilaf," tegas Lukluk.
Kini, ketiga pelaku ditahan di Polres Lombok Tengah untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka.
Peternak Pasang Kelambu di Kandang Babi
Peternak di Desa Aeramo, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), memasang kelambu di kandang babi untuk mencegah penyebaran penyakit african swine fever (ASF) atau demam babi Afrika. Salah satu peternak yang melakukannya adalah Yohanes Towa.
Yohanes memasang kelambu itu setelah muncul kasus kematian babi dengan gejala ASF di kampungnya dan daerah lainnya di Nagekeo.
"Ada empat kandang yang dipasang kelambu," ungkap Yohanes, Rabu (10/4/2024) malam.
Yohanes mengatakan penyakit ASF pada babi belum ada vaksin maupun obatnya. Ia memilih cara-cara sederhana untuk mencegah penularan ASF itu dengan memasang kelambu di kandang babinya.
Ia mengatakan saat wabah itu muncul pertama kali beberapa tahun lalu, ada 13 babinya yang mati. Ketika penyakit ini kembali muncul, Yohanes langsung memasang kelambu di kandang babinya.
Ia mengatakan dengan memasang kelambu di kandang, ASF tidak bisa ditularkan ke babi melalui lalat, nyamuk atau hewan lainnya. Menurut dia, penggunaan kelambu cara yang sederhana untuk mencegah hewan lain menularkan ASF ke babinya.
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo Klementina Dawo mengatakan belum ada bukti ilmiah pemasangan kelambu di kandang babi bisa mencegah penularan ASF. Namun, pemasangan kelambu ini dilakukan peternak untuk mencegah lalat menularkan ASF ke babi yang di kandang. Ia mengatakan lalat yang hinggap di bangkai babi tertular ASF bisa menyebarkan ASF ke babi yang sehat.
"Pasang kelambu di kandang babi secara ilmiah belum bisa dibuktikan. Ini cara-cara sederhana yang dipakai peternak karena salah satu vektor penyebab adalah melalui lalat," jelas Klementina.
Viral Ribut-ribut Warga Vs Debt Collector
Video keributan antara kreditur mobil dengan penagih utang (debt collector) dari PT Bayu Cakra Sakti di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), viral di media sosial (medsos).
Video memperlihatkan perempuan pengendara mobil Honda City warna putih bernomor polisi DR 1192 XF bernama Anggi menangis seusai terjadi keributan dengan debt collector. Video juga memperlihatkan adanya adu mulut antara debt collector dan debitur.
![]() |
Direktur PT Bayu Cakra Sakti, Basiri, buka suara terkait video cekcok yang viral itu. Menurut Basiri, video keributan itu terjadi ketika warga Mataram pemegang mobil Honda City bernama Arifin datang memarahi Komisaris PT Bayu Cakra Sakti I Gede Bayu.
Padahal, kata Basiri, pihak PT Bayu Cakra Sakti mendapatkan surat perintah pencabutan kendaraan karena mobil tidak pernah disetor selama dua tahun oleh pihak pertama, Made Karno, kepada PT Sinarmas.
"Jadi tidak sesuai dengan apa yang viral di media sosial. Arifin ini bukan konsumen pertama kami. Dia istilahnya pemegang unit tangan kedua yang menyerahkan mobil itu ke pihak ketiga ke Anggi," kata Basiri ditemui di kantornya, Jumat sore (12/4/2024).
Basri mengatakan, sebelum melakukan penarikan kendaraan, pihaknya telah menerima sertifikat fidusia serta surat kuasa atau surat tugas penarikan dari PT Sinarmas setelah dua tahun angsuran kredit mobil itu tak pernah disetor.
"Jadi tidak ada yang semena-mena ketika melakukan penarikan kendaraan. Dan kami ada dokumen terkait kejadian itu tidak ada pemaksaan juga," ujar Basiri.
Basiri menjelaskan asal muasal penarikan kendaraan yang dilakukan. Menurutnya, mobil menunggak setoran sejak akhir 2021 dengan jumlah angsuran Rp 3 juta per bulan. Namun, faktanya pihak pertama Made Karno menggadaikan mobil Arifin.
"Nah Arifin ini kemudian menjadikan mobil ini jaminan utang ke tangan pihak ketiga bernama Anggi. Karena punya hutang sebesar Rp 125 juta, mobil inilah yang dijadikan jaminan," beber Basiri.
Atas tunggakan tersebut, pihak PT Sinarmas yang bekerja sama dengan PT Bayu Cakra Sakti memerintahkan agar mobil yang ditumpangi Anggi itu dicabut karena menunggak angsuran selama 2 tahun lebih.
Pascakeributan itu, lanjut Arifin, Anggi selaku pemegang mobil Honda City melapor ke Polda NTB. "Jadi bukan saya yang melaporkan, tapi Anggi," tegasnya.
Bupati Manggarai Pecat 249 Nakes
Bupati Manggarai Herybertus GL Nabit memecat sebanyak 249 tenaga kesehatan (nakes) non aparatur sipil negara (ASN). Ia tak memperpanjang Surat Perintah Kerja (SPK) Nakes untuk 2024 setelah ratusan nakes non-ASN itu berunjuk rasa menuntut kenaikan gaji.
"249 (nakes non ASN yang dipecat), rata-rata ikut demo mereka," ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Manggarai Bartolomeus Hermopan, Selasa (9/4/2024).
Ratusan nakes non ASN dari 25 puskesmas itu memang sudah dua kali melakukan demonstrasi untuk menyampaikan aspirasinya. Sekitar 300 nakes non-ASN menggeruduk Kantor Bupati Manggarai pada 12 Februari 2024. Aksi serupa dilakukan di DPRD Manggarai pada 6 Maret 2024.
Mereka menuntut SPK diperpanjang dan kenaikan gaji agar setara dengan upah minimum kabupaten (UMK). Para nakes tersebut juga menuntut kenaikan tambahan penghasilan (tamasil).
Aspirasi lainnya mereka meminta penambahan kuota seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2024.
Selama ini, para nakes non-ASN itu hanya mendapat upah Rp 400 ribu sampai Rp 600 ribu per bulan. Upah itu dinilai tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Tomy, sapaan Bartolomeus Hermopan, mengatakan SPK nakes non ASN lainnya sudah diperpanjang, yakni mereka yang sudah bertahun-tahun kerja. Ia menegaskan tak ada nakes non ASN baru yang diberikan SPK oleh Bupati Manggarai.
"Tidak memperpanjang SPK untuk 2024 mulai April. Dengan tidak diperpanjang itu, ada kemungkinan tidak bekerja lagi," jelas Tomy.
Tomy menjelaskan SPK berlaku setahun dan biasanya diperpanjang setiap tahun. Ia mengaku tidak mengetahui alasan bupati tak memperpanjang nakes non ASN yang ikut demonstrasi tersebut.
Meski begitu, Tomy menyebut bupati tak memperpanjang SPK para nakes tersebut lantaran mereka tidak disiplin dan tidak loyal. "Pak Bupati melihat adanya ketidaksiplinan dan segala macam pertimbangan. Di situ jelas alasan pemberhentian kalau pemecatan mungkin terlalu, karena ketidakdisiplinan dan tidak loyal," terang Tomy.
Ratusan nakes yang dipecat itu malah meminta maaf. Mereka juga memohon kepada Bupati agar kembali dipekerjakan.
"Kami minta maaf mungkin ada kata-kata yang tidak sopan pada saat ditemui wartawan pada saat wawancara. Mungkin ada tutur kata kami yang tidak berkenan," kata Koordinator Forum Nakes non-ASN Elias Ndala, Rabu malam (10/4/2024).
Ratusan nakes itu memohon Bupati Manggarai untuk memperpanjang SPK mereka. Elias berharap para nakes bisa bertemu langsung dengan Bupati Manggarai untuk menyampaikan secara langsung permintaan maaf. Mereka juga meminta agak dipekerjakan kembali.
(dpw/dpw)