Kepala Dinas Damkarmat Kabupaten Bima A Rifai mengungkapkan kebakaran terjadi sekitar pukul 19.30 Wita. Sumber api tiba-tiba muncul dari lapak milik seorang pedagang bernama Siti Hajar.
Warga yang melihat kobaran api terus membesar berupaya melakukan pemadaman. "Warga sempat berupaya memadamkan api dengan menggunakan alat seadanya sekitar pukul 19.45 Wita. Tapi kobaran api terus meluas," ujar Rifai dikonfirmasi detikBali, Rabu, (3/4/2024).
Rifai melanjutkan, para petugas Damkar dari Kecamatan Langgudu diterjunkan ke lokasi sekitar pukul 20.15 Wita untuk memadamkan api. Namun api tak mampu dijinakkan lantaran beberapa lapak terdapat solar dan bahan yang mudah terbakar lainnya.
"Hal itu mengakibatkan korban api terus merembet dengan melahap bangunan lainnya. Namun sekira pukul 21.55 Wita, kobaran api dapat dipadamkan secara total," tutur Rifai.
Meski dapat dipadamkan, api telah menghanguskan 15 bangunan. Beruntung tidak ada ada korban luka-luka dan meninggal dalam kejadian itu.
"Ada 15 unit bangunan yang terbakar. Terdiri dari 14 unit lapak pedagang dan satu unit bangunan Bank Pesisir Daerah," kata Rifai.
Rifai menerangkan kerugian materiel yang dialami korban kebakaran diperkirakan mencapai Rp 500 juta.
Penyebab kebakaran masih diselidiki. Namun dugaan sementara akibat korsleting listrik di salah satu lapak pedagang.
Petugas gabungan dari Damkarmat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bima kini diterjunkan ke lokasi untuk melakukan kegiatan sesuai tupoksi. Petugas Damkarmat dan BPBD membersihkan sisa-sisa kebakaran dan memberikan bantuan tanggap darurat.
"Sementara jajaran Dinkes dan dibantu nakes Puskesmas Langgudu membuka pelayanan kesehatan di lokasi kebakaran," jelas Rifai.
(gsp/gsp)