Demokrat, NasDem, Gelora Jajaki Koalisi di Pilkada Serentak NTB 2024

Demokrat, NasDem, Gelora Jajaki Koalisi di Pilkada Serentak NTB 2024

Helmy Akbar - detikBali
Rabu, 27 Mar 2024 15:36 WIB
Ketua DPD Demokrat IJU (kiri), Sekretaris DPW NasDem Wahidjan (tengah), dan Wakil Ketua DPW Partai Gelora NTB Mujiburrahman (kanan) saat bertemu pada Selasa (26/3/2024).
Foto: Ketua DPD Demokrat IJU (kiri), Sekretaris DPW NasDem Wahidjan (tengah), dan Wakil Ketua DPW Partai Gelora NTB Mujiburrahman (kanan) saat bertemu pada Selasa (26/3/2024). (Helmy Akbar/detikBali)
Mataram -

Tiga partai politik (parpol) di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan penjajakan untuk berkoalisi di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Tiga pimpinan parpol, Demokrat, NasDem, dan Gelora melakukan pertemuan di Tuwa Kawa Coffe Mataram pada Selasa (26/3/2024) malam.

Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua DPD Partai Demokrat NTB Indra Jaya Usman, Sekertaris DPW Partai NasDem NTB Wahidjan, dan Wakil Ketua DPW Partai Gelora NTB Mujiburrahman.

Dalam pertemuan tersebut, mereka tak menampik bahwa isi pembicaraan mereka terkait peluang berkoalisi di Pilkada 2024. Sebagaimana diketahui, NTB akan menggelar 11 pilkada secara serentak pada 27 November 2024. Satu pilkada di level provinsi, dan 10 pilkada di level kabupaten/kota.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka mengaku menemukan banyak kesamaan persepsi, pada proyeksi potensi pemenangan pilkada di beberapa daerah. Terutama untuk Pilkada NTB dan Kabupaten Lombok Barat.

"Dari hasil perbincangan kami bertiga tadi banyak kesamaan pandangan yang kami miliki tentang proyeksi pemenangan pada Pilkada di beberapa daerah. Di antaranya tentang potensi pemenangan pilkada di provinsi dan Pilkada Lombok Barat," ungkap Ketua DPD Partai Demokrat NTB Indra Jaya Usman alias IJU.

ADVERTISEMENT

Menurut IJU, komunikasi yang terbangun dengan pejabat teras NasDem dan Gelora ini, sangat berpeluang untuk ditindaklanjuti lebih serius dalam waktu dekat. Meski tidak menjelaskan dengan detail kesamaan pandangan yang dimaksud, IJU memberi sinyal bahwa peluang terbangunnya koalisi antara ketiga partai ini terbuka lebar.

"Hasil analisis kami menunjukkan data yang paralel. Peluang untuk memenangkan pilkada-pilkada itu mengerucut pada nama-nama tokoh yang sama," sambung IJU.

"Kami juga sepakat terhadap beberapa kesimpulan yang sama, tentang perkembangan situasi terakhir jelang masuknya tahapan pilkada ini," imbuh IJU.

Pada kesempatan yang sama, Mujiburrahman lebih banyak berbicara tentang peluang koalisi di Pilkada Lombok Barat. Ia meyakini koalisi yang mungkin terbangun bersama Demokrat dan Nasdem ini adalah bentuk kerja sama politik yang sangat rasional.

Mujiburrahman mengatakan telah menemukan cara pandang dan perasaan yang saling terhubung dengan pengurus kedua partai besar tersebut terkait Pilkada Kabupaten Lombok barat.

"Pada prinsipnya saya sepakat dengan koalisi ini. Sudah ketemu chemistry-nya dengan kedua pimpinan provinsi ini. Dan untuk lebih kongkritnya perlu ada komunikasi yang lebih intens dengan para pengurus partai," urainya.

Jika koalisi Demokrat, NasDem dan Gelora terbentukm maka syarat untuk mengusung calon kepala daerah di Lombok Barat sudah tercukupi. Dari koalisi ini akan terkumpul 10 kursi DPRD Lombok Barat. Ini lebih dari yang dibutuhkan untuk mengusung paslon.

Untuk diketahui, sebagai syarat, di Kabupaten Lombok Barat dibutuhkan minimal 9 kursi DPRD untuk menghantarkan pasangan calon kepala daerah mendaftar ke KPUD.

"Kalau sudah begini kan tidak menutup kemungkinan juga akan ada komunikasi lanjutan dengan politisi partai lain, seperti Gerindra, PPP, PAN dan partai lainnya," sambung Mujiburrahman.

Di tempat yang sama, Sekertaris DPW NasDem NTB Wahidjan dengan yakin menyebutkan koalisi antara tiga partai untuk mengusung paslon di Lombok Barat ini, adalah koalisi yang logis dan realistis.

Di antaranya, karena alasan komposisi kursi yang sudah tercukupi sebagai syarat umum pencalonan. Termasuk dari sisi kapasitas partai pengusung yang memiliki kemampuan untuk membawa paslon yang didukung meraih kemenangan pada kontestasi pilkada.

"Batasan tidak lagi dibutuhkan. Pilkada yang sehat adalah pilkada yang disirami dengan ratusan silaturahmi," sebut Wahidjan.

"Politik yang sehat adalah politik yang pimpinan partainya ramah dan terbuka serta terbuka juga untuk masyarakat," sambung dia.

Mereka juga sepakat bahwa Lombok Barat saat ini membutuhkan figur pemimpin yang memiliki kemampuan membangun jaringan. Sehingga bisa memberi dampak langsung pada kemajuan dan membawa kemanfaatan untuk masyarakat.

"Kami ingin melihat Lombok Barat ini kembali menggeliat seperti sebelum-sebelumnya," tegas Mujiburrahman kembali.




(hsa/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads