Disnak Sebut Daging Bangkai Babi Suspek ASF Aman Dikonsumsi

Manggarai Barat

Disnak Sebut Daging Bangkai Babi Suspek ASF Aman Dikonsumsi

Ambrosius Ardin - detikBali
Kamis, 14 Mar 2024 22:02 WIB
Petugas melakukan pemeriksaan ke Babi yang terserang virus ASF di Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar).
Ilustrasi petugas melakukan pemeriksaan ke Babi yang terserang virus ASF/ (Dok. Istimewa)
Manggarai Barat -

Sejumlah warga di Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), disebut telah mengonsumsi daging bangkai babi yang terindikasi terjangkit African swine ever (ASF) atau demam babi Afrika.Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan menyebut daging babi tersebut aman dikonsumsi.

Pejabat Otoritas Veteriner pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Manggarai Barat Yanuarius Saridin mengungkap alasan daging babi suspek ASF itu aman dikonsumsi manusia. Sebab, virus ASF tidak menular ke manusia.

"Kalau babi sakit akibat ASF sebetulnya tidak masalah dikonsumsi karena sifat virusnya tidak zoonosis atau menular ke manusia," kata Yanuarius, Rabu (13/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian Ia mendorong warga untuk menguburkan babi suspek ASF untuk mencegah penularan ke babi lainnya. Sebab jika dagingnya diedarkan sebelum dimasak, itu berpotensi menular ke babi lain di sekitarnya.

"Sebaiknya dikuburkan karena jika diedarkan sebelum diolah dagingnya takut virus menular ke babi lain yang ada di sekitar situ. Tapi kalau dagingnya sudah dimasak aman untuk dikonsumsi," terang Yanuarius.

ADVERTISEMENT

Diketahui terdapat terdapat 329 babi suspek ASF mati di Kecamatan Boleng sejak Januari hingga Maret 2024. Babi milik 144 peternak itu tersebar di empat desa, yakni Desa Sepang (72 ekor), Beo Sepang (91 ekor), Golo Sepang (105 ekor) dan Mbuit (61 ekor).

Wilayah Kecamatan Boleng itu tak jauh dari Labuan Bajo. Selain dikuburkan, daging bangkai babi suspek ASF itu juga dikonsumsi oleh warga.

"Ada yang dikuburkan. Ada yang lain dimakan," ungkap Camat Boleng Yohanes Suhardi, Rabu (13/3/2024).

Yohanes mengaku warga mengabaikan larangan untuk mengonsumsi bangkai babi yang mati dengan gejala ASF. Ia belum mendapat laporan rinci di daerah mana saja warga yang mengonsumsi daging babi suspek ASF tersebut.




(dpw/dpw)

Hide Ads