Warga Bali di Kupang Arak 12 Ogoh-Ogoh di Tengah Guyuran Hujan

Warga Bali di Kupang Arak 12 Ogoh-Ogoh di Tengah Guyuran Hujan

Simon Selly - detikBali
Minggu, 10 Mar 2024 21:38 WIB
Pawai ogoh-ogoh di Kupang, Minggu (10/3/2024).
Foto:Pawai ogoh-ogoh di Kupang, Minggu (10/3/2024). (Simon Selly/detikBali)
Kupang -

Umat Hindu Bali mengarak 12 ogoh-ogoh dalam pawai sehari menjelang Hari Raya Nyepi, Minggu (10/3/2024). Mereka tetap antusias meski hujan mengguyur.

Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Kupang, I Wayan Ari Wijana, menjelaskan peserta pawai ogoh-ogoh tahun ini mengalami peningkatan dari tahun lalu.

"Khusus untuk hari ini, ogoh-ogoh yang dibuat mendapatkan dukungan dari Pemerintah Kota Kupang, dengan totalnya 12 ogoh-ogoh. Dari segi jumlah memang terjadi peningkatan tahun lalu, yang hanya empat ogoh-ogoh," ujar Ari Wijana, Minggu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ari menjelaskan pawai ogoh-ogoh yang dilakukan di Kota Kupang merupakan rutinitas dari umat Hindu di manapun berada. Setelah pawai, ogoh-ogoh akan dimusnahkan.

"Kalau kami di Kupang, nanti ogoh-ogoh di bawa pulang baru dimusnahkan, sebelum menyambut Hari Raya Nyepi besok," ujar Ari.

ADVERTISEMENT

Menurut Ari, selama ini pawai ogoh-ogoh rutin digelar setiap momen Nyepi. Namun, sempat terhenti saat badai COVID-19.

"Waktu COVID-19 kemarin saja kami tidak buat pawai ogoh-ogoh di Kota Kupang. Ini pawai kedua pasca pandemi," ujarnya.

Ari pun mengapresiasi umat beragama lain yang turut berperan aktif dalam mendukung prosesi ogoh-ogoh ini dapat berjalan dengan baik maupun dukungan dari Pemkot Kupang.

"Keterlibatan umat lain juga ada, baik pemuda yang mendukung dengan mengarahkan arus lalu lintas dan semua dapat berjalan dengan baik serta dukungan dari Dishub dan kepolisian. Ini juga bentuk toleransi yang menggambarkan Kota Kupang, NTT yang masuk dalam 10 besar terbaik kota toleransi," urainya.

Ari mengungkapkan pada perayaan ogoh-ogoh tahun depan akan melibatkan paguyuban-paguyuban suku lain yang ada di Kupang.

"Tahun depan nanti kami akan buatkan sistem lomba, dan akan mengikutsertakan paguyuban lain. Seperti Jawa ada reog dan Tionghoa ada barongsai, supaya lebih ramai lagi," pungkasnya.

Sementara itu, Leni Marlina, seorang warga Kota Kupang yang turut hadir di lokasi pawai, antusias menonton ogoh-ogoh.

"Pas libur jadi kami nonton, walaupun hujan ada payung yang kami pakai," ujar Leni.




(hsa/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads