Ada kisah inspiratif dari Iptu Abu Bakar, seorang perwira yang bertugas di Polres Bima Kabupaten, Nusa Tenggara Barat (NTB). Perwira polisi yang sudah naik haji ini rela menyisihkan gaji tiap bulan selama 22 tahun demi membangun masjid dan pondok pesantren (ponpes).
Masjid dan ponpes bernama Al Aziz yang dibangun di tanah Abu bakar sendiri serta sebagian wakaf (hibah) tersebut berada di RT 01 RW 01, Kelurahan Manggemaci, Kecamatan Mpunda, Kota Bima.
Polisi dari Desa Lewintana, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima, ini mengungkapkan perjuangan membangun mesjid dan ponpes dimulai dari nol. Salah satunya dengan menyisihkan gaji tiap bulan sebesar Rp 650 ribu selama puluhan tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk membangun masjid dan ponpes ini kami sisihkan gaji sejak tahun 2000 lalu," kata ucap Abu Bakar kepada detikBali, Selasa, (20/2/2024).
Niat dan keinginannya bertahun-tahun kini berbuah manis. Pembangunan masjid dan ponpes mulai dikerjakan 2015. Setelah lima tahun berdiri atau tepatnya pada 2020, ponpes mulai beroperasi dan sekarang sudah menampung puluhan santri.
"Alhamdulillah ponpes ini sudah beroperasi selama empat tahun tepatnya mulai beroperasi sejak tahun 2020," ujarnya.
Abu Bakar menerangkan pembangunan ponpes juga dibantu oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bima pada 2022 lalu sebesar Rp 160 juta. Sementara, untuk biaya operasional ponpes selama ini, lanjut Abu Bakar hasil patungan (swadaya) dari pengurus ponpes. Salah satunya untuk menggaji para pengajar.
"Masih andalkan biaya operasional mandiri sampai sekarang. Dibantu pemerintah cuma tahun 2022 lalu saja," terang Abu Bakar.
Meski sebagian waktunya sekarang disibukkan sebagai pengajar dan pengasuh ponpes, tapi Abu bakar mengaku tidak melupakan tugas utamanya sebagai polisi. Dia tetap mengatur dan bisa membagi waktu dengan baik sebagai anggota Seksi Pengawas (Siwas) Polres Bima Kabupaten Bima.
"Tugas terus jalan. Pagi hingga siang di kantor. Sore dan malam di ponpes," ujarnya.
Abu Bakar mengungkapkan niatnya membangun masjid dan ponpes disamping untuk beramal, juga ingin menunjukkan dedikasi dan pengabdian polisi kepada daerah dan masyarakat. Lalu mengangkat citra positif polisi melalui bidang keagamaan.
"Hubungan polisi dengan masyarakat semakin erat. Bersama-sama memberikan hal yang positif dan berguna bagi bangsa dan negara," ujarnya.
Saat ini, Abu Bakar berdomisili di komplek ponpes Al Aziz. Pria kelahiran Bima pada 1967 ini memiliki istri bernama Tri Yuliana dan dikaruniai tiga anak bernama Abdulloh Rizky Al Syadad (laki-laki) saat ini mengajar di Ponpes Al Aziz, Sabrina Salsabila (perempuan), dan Jazirah Ainun Jariyah (perempuan).
Pengurus Ponpes Al Azis, Dodi Arifianto, mengatakan selama empat tahun beroperasi, ponpes memiliki sebanyak 60 santri. Terdiri dari santri laki-laki dan perempuan. Mereka berasal dari wilayah Kabupaten Bima dan Kota Bima.
"Sementara, para pengajarnya ada yang dari Bima dan ada yang didatangkan dari Pulau Jawa," kata Dodi.
Di ponpes, ada beberapa program rutin dan ekstrakurikuler yang diajarkan. Dodi merinci antara lain, program kegiatan tahfiz Al Quran untuk usia dini sampai pra remaja, pembinaan budi pekerti/akhlak, pembinaan usia PAUD hingga praremaja, dan pengajian Alquran.
"Kemudian ada pelajaran agama sesuai dengan kurikulum serta kegiatan ekstrakurikuler seperti, magang, sepak bola, pencak silat, dan kegiatan upacara di hari-hari besar nasional," tandas Dodi.
(hsa/iws)