Harga Beras Terus Melonjak di Flores Timur, Disebut Jadi Penyebab Inflasi

Harga Beras Terus Melonjak di Flores Timur, Disebut Jadi Penyebab Inflasi

Arnoldus Yurgo Purab - detikBali
Rabu, 21 Feb 2024 22:12 WIB
Ilustrasi Beras
Foto: Ilustrasi beras. (Getty Images/iStockphoto)
Flores Timur -

Harga beras di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), terus melonjak. Bahkan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Flores Timur mencatat inflasi saat ini terjadi paling dipengaruhi oleh harga beras.

Kadisperindag Flores Timur Siprianus Ritan mengatakan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) untuk jenis beras premium dipatok Rp 14.500 per kilogram (kg) pada Maret 2023. Namun harga di pasaran melonjak melebihi HET.

"Naik sampai hari ini pedagang beras menjual beras di atas harga HET yakni Rp 16.000. Sedangkan harga beras jenis medium Rp 13.400, tapi di lapangan pedagang menjual dengan harga Rp 15.000," ujar Siprianus kepada detikBali, Rabu (21/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disperindag Flores Timur melaporkan harga satuan beras di Pasar Daerah Larantuka per kilogram mencapai Rp 11.500 hingga Rp 17.000 pada Rabu (21/2/2024). Menurut Siprianus, harga beras yang melonjak dikarenakan permintaan sangat tinggi tetapi produktivitas cenderung menurun.

"Beras cap 2 Ikan (medium) sekilo Rp15.000, beras cap Gunung Padi (medium) sekilo Rp 15.000, beras cap Bunga Gading (premium) sekilo Rp 17.000, beras cap Jeruk (premium) sekilo Rp 17.000, beras SPHP Bulog sekilo Rp 11.500," terang Siprianus.

Disperindag Flores Timur terus melakukan operasi pasar untuk mengawasi rantai distribusi beras dan melakukan koordinasi dan kerja sama melalui MoU dengan daerah atau wilayah pemasok sepeti Sulawesi Selatan.

"Selain itu menggelar pasar murah terus menerus atas kerja sama dengan perum Bulog sebagai stabilisator harga panen," tandasnya.




(hsa/iws)

Hide Ads