Beruntung korban hanya mengalami kerugian meteriel. Antara korban dan Lalu Zulyadaini ternyata masih ada hubungan kekerabatan. Berikut fakta-faktanya.
Tak Terima Kalah dari Caleg Golkar
Zulyadani diduga merusak kaca jendela tetangganya karena perolehan suara di TPS dekat rumahnya, Dusun Pedukuhan Kangi, Desa Penujak, Kecamatan Praya Barat, terpaut jauh dengan caleg lain. Dia hanya mendapat 57 suara, sementara caleg dari Partai Golkar memperoleh 97 suara.
Dalam video yang viral di Instagram, seorang ibu-ibu yang diduga menjadi korban mengaku bahwa caleg PSI itu merusak jendela rumahnya karena kesal tidak dicoblos alias kalah suara.
"Sikn ndek tepeleq sikn belah kenceng jendele yaq (Karena tidak dipilih dia pecahkan kaca jendela saya)," kata korban dalam video berdurasi 45 detik itu.
Antara korban dan Zulyadaini juga terekam sempat adu mulut setelah penghitungan suara. Bahkan keduanya saling melontarkan umpatan.
Sudah Berdamai
Kapolres Lombok Tengah AKBP Iwan Hidayat membenarkan aksi pelemparan batu dilakukan oleh caleg dari Partai PSI di Desa Penujak. Peristiwa itu terjadi setelah penghitungan suara DPRD Lombok Tengah di TPS dekat rumah korban dan Zulyadaini.
"Ya, tapi sudah berdamai. Sudah ada surat perjanjian damainya, sudah mencabut laporannya, sudah mengganti kerugian, dan sebagainya," kata Hidayat, Kamis (15/2/2024).
Hidayat mengatakan Zulyadaini melakukan aksinya karena ia menduga para warga diarahkan mencoblos caleg Partai Golkar.
"Tapi kan itu ranahnya Bawaslu yang memproses. Dari Ketua DPW PSI juga sudah menyampaikan. Jika ada bukti diarahkan, silakan sampaikan ke aparat penegak hukum agar diproses di Bawaslu. Jangan ambil tindakan sepihak," jelasnya.
Bantah Lakukan Perusakan
Zulyadaini buka suara terkait viralnya video pengerusakan kaca jendela tetangga yang diduga dilakukan olehnya. Ia membantah melakukan aksi tersebut.
Zulyadaini mengatakan aksi itu dilakukan oleh tim suksesnya. Aksi pengerusakan itu dilakukan setelah Zulyadaini menemukan kecurangan.
"Kaca rumah itu dirusak oleh pendukung saya. Bukan saya. Yang punya rumah ini timses salah satu calon DPRD Lombok Tengah. Saya lihat ada kecurangan, saya langsung ambil tindakan, saya tarik, saya balik meja TPS itu," ucap Zulyadaini.
Setelah itu, datang beberapa orang dari timses Zulyadaini. Dia kemudian meminta agar proses penghitungan suara DPRD Kabupaten/Kota dihentikan di TPS itu.
"Jadi orang itu (korban) dapat amukan massa oleh pendukung saya. Kecurangan yang dimaksud itu dia (korban) mengarahkan coblos calon dengan cara dibimbing ke TPS," pungkasnya.
(nor/gsp)