Gumpalan buih yang muncul di perairan Teluk Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), terus meluas. Kini, buih berwarna cokelat itu hampir merata muncul di bagian barat Teluk Bima hingga mengeluarkan aroma bau.
Pantauan detikBali, Selasa (13/2/2024) gumpalan buih terdapat di sepanjang pesisir pantai Lingkungan Wadumbolo, Kelurahan Dara, Kecamatan Rasanae Barat, Pantai Lawatam hingga di depan SPBU Amahami, Kota Bima.
"Sudah beberapa hari muncul, setiap hari semakin banyak," ujar Burhan (45), warga lingkungan Wadumbolo kepada detikBali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Burhan mengungkapkan saat awal muncul sepekan yang lalu, gumpalan buih hanya terlihat di tengah laut. Kemudian, dari hari ke hari berada di tepi Pantai Wadumbolo hingga Pantai Lawata, karena dibawa angin, arus, dan gelombang.
"Awal munculnya juga sedikit-sedikit di tengah. Tapi sekarang semakin banyak dan berbau," kata Burhan.
Dia mengungkapkan gumpalan buih serupa pernah terjadi pada 2023. Munculnya buih kala itu membuat aktivitas warga Wadumbolo yang rata-rata berprofesi sebagai nelayan terganggu, karena buih itu mengeluarkan aroma tak sedap.
"Tahun lalu, buih seperti ini juga muncul yang membuat nelayan tidak melaut dan ikan-ikan kecil juga mati mendadak," terang Burhan.
Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Pencemaran Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bima Ali Mahdi membenarkan gumpalan buih terus meluas dan berbau.
"Ya, siklusnya seperti itu, akan bau juga," kata Ali Mahdi dikonfirmasi detikBali.
Ali menjelaskan hasil pemeriksaan laboratorium air laut dari uji sampel terhadap gumpalan buih di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) menunjukkan gumpalan buih itu mengandung zat kimia berupa nitrat fosfat, kalium, dan silikat.
"Zat ini kandungan utama dari pupuk NPK, yang diduga berasal dari pupuk di ladang yang dibawa banjir sampai laut," katanya.
Ali menambahkan zat kimia tersebut merupakan nutrisi bagi alga. Gumpalan buih berwarna cokelat adalah ledakan alga yang mati.
"Alga ini secara alami adalah makan kerang. Tapi gumpalannya membahayakan bagi biota laut lain, terutama ikan-ikan kecil. Karena gumpalannya menutupi ruang gerak yang membuat ikan mati mendadak," tandasnya.
(hsa/hsa)