Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) akan membangun 19 sumur bor untuk mengantisipasi kemarau panjang. Sumur bor itu akan dibangun di 19 kabupaten/kota dari 22 kabupaten/kota se-NTT.
"Tahun 2024, kami ada kegiatan dalam rangka mengantisipasi kekeringan dan menunjang ketersediaan air baku guna menunjang kemiskinan di NTT," ujar Kepala Dinas PUPR NTT Maksi Nenabu di kantornya, Rabu (24/1/2024).
Menurut Maksi, pembangunan sumur bor juga bertujuan untuk pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat NTT. Namun, sejauh ini lokasi pembuatan sumur bor di 19 daerah itu belum ditentukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lokasi-lokasinya itu kami akan pastikan setelah kami turun ke lapangan sekaligus memastikan ketersediaan air tanah," tambah Maksi.
Sebelumnya, ada 15 daerah di NTT yang menetapkan status darurat kekeringan, termasuk kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Status siaga darurat itu ditetapkan melihat dampak El Nino yang menyebabkan kekeringan berkepanjangan di sebagian besar wilayah NTT.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD NTT Ambrosius Kodo mengungkapkan selain 15 pemda, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT juga menetapkan siaga darurat bencana kekeringan. Jadi total ada 16 cakupan status siaga darurat yang telah ditetapkan.
"Memang sampai sejauh ini telah 16 wilayah yang telah menetapkan siaga darurat," kata Ambros di Kupang, Kamis (9/11/2023).
Dia mengungkapkan, status siaga darurat yang ditetapkan itu terkait ketersediaan air bersih. Beruntung, masing-masing pemda masih bisa mengatasinya, sejauh ini.
"Siaga darurat ini berkaitan dengan akses air bersih, dan kondisinya masih dapat ditangani oleh kabupaten/kota," ujarnya.
(hsa/hsa)