Wakil Komandan (Wadan) Lantamal VII Kupang Kolonel Marinir Aris Budiadi menyebut krisis pangan yang bakal mengancam warga di Desa Kuanheum, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) bisa teratasi. Karena ada lahan milik TNI AL yang bisa dimanfaatkan untuk menanam padi.
"Tadi kami sudah lihat irigasi airnya bagus dan debitnya tidak berkurang sehingga bisa digunakan untuk budidaya perikanan dan pertanian," ujar Aris seusai acara peringatan HUT ke 78 TNI di Desa Kuanheum, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang, NTT, Rabu (1/11/2023).
Aris menjelaskan gerakan nasional ketahanan pangan 2023 sebagai wujud TNI untuk membangunkan lahan tidur, termasuk lahan milik TNI AL yang luasannya empat hektare untuk ditanami padi. Namun, baru satu hektare yang sudah ditanami padi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami juga terus kembangkan lagi, jadi ada empat hektare lahan milik TNI AL agar bisa bermanfaat bagi masyarakat umumnya," jelasnya.
Aris menyebut total produksi di luasan lahan empat hektare itu rata-rata 24 ton. Namun, produksi itu terus meningkat karena adanya kolaborasi bersama sejumlah instansi terkait, agar meningkatkan kualitas pangan yang ada di NTT. Termasuk sudah dilakukan penebaran 1.500 bibit ikan di bendungan
"Ini karena kolaborasi bersama sejumlah instansi sehingga rencananya kami akan budidaya perikanan darat yang dibantu oleh Dinas Perikanan NTT," katanya.
Aris menerangkan dalam ancaman krisis pangan, Lantamal VII Kupang telah membina sejumlah wilayah yang bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Kupang guna meningkatkan potensi pertanian yang ada.
"Kami manfaatkan dengan bantuan penyuluh pertanian dan juga perikanan sebagai ujung tombak untuk membina masyarakat agar meningkatkan potensi yang ada, sehingga menjaga ketahanan pangan sebagai proyek nasional Indonesia," terangnya.
Aris mengaku hasil yang sudah dikembangkan antara lain pertanian, perikanan dan rumput laut yang produksinya lebih meningkat. Lantamal VII Kupang juga berencana membangun tempat wisata pertanian dan perikanan di Desa Kuanheum dan wilayah Amarasi, Kabupaten Kupang, yang diberi nama kampung bahari nusantara.
"Targetnya untuk memenuhi aspek pendidikan, kesehatan, pariwisata, ekonomi, keamanan, dan pertahanan agar meningkatkan sumber daya manusia masyarakat setempat,"imbuhnya.
Sementara Kepala Desa Kuanheum Oktofianus Nopemnanu mengaku kehadiran Lantamal VII Kupang di desanya sangat membawa dampak positif. Di mana lahan yang sebelumnya tidak difungsikan, sudah mulai dikerjakan oleh warganya dengan menanami padi, sayur-sayuran, cabai, dan jagung.
"Kami sangat bersyukur karena dengan gebrakan baru dari Lantamal. Warga di sini sudah punya kesadaran untuk mengolah lahannya dengan menanam tanaman yang punya nilai jual," terangnya.
Oktofianus mengatakan bibit ikan yang sudah dilepas di Bendungan Barkey akan dijaga ketat agar warga tidak mengambil secara sembarang dan menabur racun di bendungan itu. Menurutnya, ada peraturan desa yang mengatur soal merusak habitat dalam sungai akan didenda uang senilai Rp 1 juta, satu ekor babi, beras 50 kilogram, dan sopi.
"Siapa yang sembarang merusak habitat dalam air, maka Perdes berlaku. Kami akan denda sesuai aturan yang berlaku," tandasnya.
(nor/hsa)