Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap tiga terduga teroris di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (23/10/2023). Satu dari tiga terduga teroris yang ditangkap terkonfirmasi adalah aparatur sipil negara (ASN) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB.
Keterlibatan ASN rumah sakit itu dibenarkan oleh Direktur Utama RSUD NTB Lalu Herman Mahaputra atau dr. Jack. Dia menyebutkan bahwa R (40) yang terjaring penangkapan itu adalah perawat di rumah sakit yang dikelola Pemprov NTB itu.
"Betul itu. Jadi kami tidak sampai kepikiran ke situ. Tapi benar itu pegawai saya, ya benar itu," kata Jack lewat pesan WhatsApp kepada detikBali, Kamis (26/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jack mengatakan R masih aktif sebagai ASN di RSUD Provinsi NTB. Namun akhir-akhir ini R memang berubah. Informasi itu, kata Jack, didapat dari pihak kelurahan tempat R berdomisili.
"Memang yang bersangkutan itu akhir-akhir ini berubah. Intinya saya serahkan ke Densus 88 lah kasus ini," kata Jack.
Menurut Jack, R terbilang mulai jarang aktif bergabung bersama rekan-rekan perawat lainnya di rumah sakit. Bahkan salah satu staf yang merupakan keluarganya mengatakan sikap R mulai berubah.
"Dia dulu tidak begitu katanya. Dan akhir-akhir itu dia sudah nggak gabung ikut olah raga bersama teman-temannya," tuturnya.
Adapun, masalah status kepegawaian R pun belum bisa ditentukan oleh pihak rumah sakit. Menurut Mahaputra urusan status ASN untuk R diserahkan ke Badan Kepegawaian Daerah NTB.
"Nah masalah ASN itu kami kembalikan ke BKD di daerah. Kami akan tindaklanjuti apa yang menjadi kebijakan daripada BKD untuk ASN ini," katanya.
Salah satu rekan R yang sempat berada satu kantor di RSUD NTB berinisial AA mengaku kaget jika R terpapar jaringan terorisme. Kata AA, R merupakan pegawai yang sangat rajin beribadah selama bekerja sebagai ASN.
"Saya sempat satu kantor bareng dia sekiranya tiga tahun lalu. Baiklah orangnya. Rajin beribadah. Saya tidak menyangka jika begitu. Saya baca dari media ya. Saya kaget. Masa begitu. Saya juga tidak tahu kenapa dia sampai ditangkap," pungkas AA.
Sebelumnya, soal keterlibatan R yang berstatus ASN sempat dibantah oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri (Kesbangpol) Provinsi NTB Ruslan Abdul Gani. Dia menyebut, tak ada ASN yang ditangkap Densus 88 di Lombok Barat.
"Tidak ada yang ASN tidak ada. Tidak ada pegawai negeri sipil tidak ada insya Allah tidak ada," kata Ruslan, Selasa lalu (24/10/2023).
(dpw/dpw)