Emilia Meilan (36), warga yang bermukim di dekat SPBU itu mengatakan sumur sedalam 10 meter di halaman rumahnya sudah tercemar BBM selama kurun waktu empat bulan.
"Ya sudah 4 bulan sumur saya tercemar BBM. Kami minta ganti rugi ke pihak SPBU," kata Emilia ditemui di kediamannya, Kamis siang (5/10/2023).
Menurut Emilia, karena kejadian itu, keluarganya tidak bisa mengonsumsi air dari sumurnya. Dalam beberapa hari terakhir, kondisi cemaran makin parah, air dalam sumur berubah warna menjadi hijau, mirip Pertalite.
"Empat bulan itu berbau BBM tapi belum berwarna. Tapi pada hari Senin (2/10) itu mulai muncul seperti minyak-minyak. Warnanya sudah hijau," katanya.
Emilia mengatakan Pertamina sudah melakukan pemeriksaan terkait adanya sumur warga yang tercemar BBM. Namun sampai saat ini Pertamina baru sebatas mengambil sampel air dari sumur warga.
"Sumur saya sempat dikuras lalu diambil beberapa jeriken. Kemarin juga kami coba bakar, langsung nyala," katanya.
Selain Emilia, sumur sedalam 12 meter milik ibu rumah tangga asal dusun yang sama Rahmi (36) mengatakan hal serupa. Menurut Rahmi sumur miliknya sudah tercemar BBM selama kurang lebih lima hari.
"Sebelumnya bau sekali. Bau bensin, solar. Sebelumnya itu nggak pernah bau," katanya.
Rahmi mengatakan selama sumur miliknya tercemar BBM yang diduga berasal dari penampungan SPBU Montong Are, dia bersama warga lain mengambil air minum dari musala.
"Kami ambil air ke Musala. Untuk minum kami beli. Awalnya air sumur ini bisa kami minum," katanya.
"Sebelum tercemar iya minum air sumur. Sekarang setelah tercemar tidak dipakai sumurnya," kata Rahmi.
![]() |
Warga lainnya, Muhammad Nasir (45) mengaku sumurnya juga mengeluarkan bau seperti BBM sejak empat bulan terakhir. Bahkan sempat mencoba menggunakannya untuk menyiram tanaman, akibatnya tanaman berubah warna menjadi kuning.
"Ini tanaman saya berubah warna jadi kuning. Kalau yang berbuah, buahnya pada rontok semua. Sekarang malah ada yang tidak mau berbuah setelah disiram menggunakan air sumur ini," terangnya.
Wargapun telah mencoba melakukan mediasi dengan pihak SPBU Montong Are, namun belum mendapatkan jawaban hingga kini, karena masih menunggu pihak berwenang.
Pengawas SPBU Montong Are Made Swece mengatakan bahwa pihaknya baru mendapatkan laporan adanya sumur warga tercemar BBM pada Senin (2/10/2023) lalu.
"Sebelumnya ada tapi warga yang mau lapor tidak datang. Nah kemarin inilah itu (mereka) datang ke SPBU," kata Swece.
Swece mengeklaim bahwa dari hasil pemeriksaan bahwa pihaknya baru menemukan ada satu sumur warga yang benar-benar tercemar BBM.
Di sisi lain kata Made, pihak telah melakukan pemeriksaan tangki penampungan BBM sebanyak 15 ribu liter di SPBU Montong Are. Hasil pemeriksaan sementara, kata Made, ditemukan adanya penyusun kapasitas BBM di penampungan SPBU.
"Ada sih kemarin tapi kami tidak tahu berapa. Kami menunggu hasil pemeriksaan dulu biar jelas. Kami tidak berani sembarangan ngomong, kan," katanya.
Selama bertugas di SPBU Montong Are, Made mengaku tidak ada aliran pipa atau aliran selang penampung BBM ke permukiman warga. Mengingat jarak SPBU dengan permukiman warga antara radius 100 meter hingga 150 meter.
"Setahu saya penampungan BBM ada di area SPBU saja tidak ada pipa ke pemukiman warga," tandas Swece. (dpw/dpw)