Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu provinsi di Indonesia yang dikenal dengan keindahan alamnya yang memukau. Salah satu destinasi wisata di NTT yang patut dikunjungi adalah Kampung Adat Bena.
Kampung ini memiliki daya tarik yang unik dan menawarkan pemandangan alam yang tak terlupakan bagi wisatawan. Berikut beberapa informasi yang detikBali rangkum dari berbagai sumber untuk Anda.
Seperti Apakah Kampung Adat Bena?
![]() |
Kampung Adat Bena merupakan salah satu perkampungan megalitikum yang terletak di Desa Tiwuriwu, Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada, NTT. Kampung ini termasuk dalam daerah tujuan wisata di Ngada yang terletak di puncak bukit dengan view Gunung Inerie dan menjadi langganan tetap bagi wisatawan Jerman dan Italia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi Anda yang ingin mengunjungi kampung ini akan membutuhkan waktu tempuh kurang lebih 30 menit dari Kota Bajawa, atau sekitar 19 kilometer.
Daya Tarik Kampung Adat Bena
Kampung Adat Bena ini menawarkan sejuta keunikan dan daya tarik yang memanjakan mata pengunjung, dimulai dari batu-batuan besar yang merupakan peninggalan zaman megalitikum dan juga berbagai keindahan alam di sekitar kampung tersebut.
Setelah sampai di tempat wisata ini, Anda disuguhi dengan pemandangan unik rumah warga yang tersusun dari batu-batu besar diberi atap alang-alang yang membentuk huruf U. Kemudian Anda dapat melihat perempuan Ngada sedang menenun kain tenun khas daerah mereka dengan berbagai motif yang nantinya akan dijual kepada wisatawan dengan kisaran harga ratusan hingga jutaan rupiah.
Biaya Wisata Kampung Bena
Bagi Anda yang ingin mengunjungi destinasi wisata ini, tidak perlu ragu karena hanya membayar sebesar Rp 20.000 bagi wisatawan lokal dan Rp 25.000 bagi wisatawan asing, Anda bisa menjelajahi keindahan Kampung Adat Bena ini ditambah dengan dikalungkan selendang adat yang akan digunakan ketika berkeliling di kampung ini dan tentunya akan dikembalikan setelah pulang.
Demikian informasi mengenai Kampung Adat Bena, semoga bermanfaat.
Artikel ini ditulis oleh Anastasya Evlynda Berek peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/nor)