Pulau Flores di Nusa Tenggara Timur (NTT) dikenal tidak hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga kekayaan budaya yang terpancar dari desa-desa adatnya. Berikut ini 10 desa adat yang wajib dikunjungi untuk merasakan keindahan tradisi dan kehidupan masyarakat Flores.
1. Desa Adat Bena
![]() |
Desa Bena terletak di Tiwuriwu, Kecamatan Aimere. Dari Labuan Bajo, perjalanan ke desa ini memakan waktu sekitar 7-8 jam. Desa ini berada di atas bukit, menawarkan pemandangan indah Gunung Inerie dan lembah hijau yang memukau.
Puluhan rumah adat berdiri berdampingan sebagai tempat tinggal sembilan suku setempat. Selain itu, pengunjung dapat menyaksikan aktivitas menenun dan membeli kain khas dengan harga mulai dari Rp 75.000.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Desa Tololela
Desa Tololela cocok dikunjungi saat sore hari karena pemandangannya yang semakin memesona dengan langit senja. Desa ini memiliki fasilitas penginapan dan makanan. Wisatawan juga dapat berinteraksi dengan warga lokal, memasak bersama, dan mencicipi kuliner khas Flores. Lokasinya dapat dicapai dengan trekking sekitar 1 jam dari Desa Bena.
3. Desa Gurusina
Terletak di Desa Watumanu, Kecamatan Jerebuu, Kabupaten Ngada, Desa Gurusina menyimpan batu-batu megalitik berusia tua dan bangunan untuk upacara adat. Desa ini menjadi saksi sejarah peradaban masa lampau di Flores.
4. Kampung Adat Melo
Kampung Adat Melo berada sekitar 45 menit berkendara dari Labuan Bajo. Saat tiba, pengunjung disambut dengan selendang tenun khas NTT. Tidak ketinggalan, atraksi budaya berupa tarian caci yang memukau menjadi daya tarik utama.
5. Desa Belaraghi
Desa Belaraghi mempertahankan tradisi masyarakat Ngada, dengan aktivitas bertani dan budaya warisan leluhur. Desa ini menyediakan rumah tamu untuk wisatawan yang ingin menginap. Anda akan disuguhi makanan khas seperti ubi rebus, pisang, talas, kopi, dan arak.
6. Desa Adat Waerebo
![]() |
Waerebo terletak di Kabupaten Manggarai, di ketinggian 1.200 meter di atas pemukaan laut (mdpl). Untuk mencapainya, Anda perlu trekking sejauh 7 kilometer. Daya tarik utama desa ini adalah rumah adat berbentuk kerucut, yang dikenal sebagai Mbaru Niang. Waerebo diakui sebagai situs warisan budaya dunia oleh UNESCO pada 2012.
7. Kampung Adat Wologai
Kampung Wologai berada di Desa Wologai, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende, pada ketinggian 1.045 mdpl. Kampung adat ini diperkirakan telah berusia 8 abad. Terdapat 18 rumah adat, termasuk satu rumah besar yang digunakan untuk menyimpan pusaka suku.
8. Kampung Adat Nggela
Kampung Nggela terletak di Kecamatan Wolojita, Kabupaten Ende, di kaki Gunung Kelibara. Desa ini dihuni oleh 17 mosalaki (pemimpin adat) dan memiliki 14 rumah adat beratap alang-alang. Sayangnya, pada tahun 2018, kebakaran menghancurkan sebagian besar rumah adat dan fasilitasnya.
9. Kampung Adat Todo
Kampung Todo di Kecamatan Satarmese Utara, Kabupaten Manggarai, dulunya menjadi pusat peradaban dan kerajaan Manggarai. Di lembah ini, raja-raja pertama Manggarai tinggal dan memerintah. Desa ini menyimpan nilai sejarah dan budaya yang sangat tinggi.
10. Desa Luba
Desa Luba terletak di Kabupaten Ngada dan berdekatan dengan Desa Bena. Arsitektur rumah adatnya mirip dengan Desa Bena, tetapi suasananya lebih tenang. Hal ini membuat wisatawan dapat merasakan pengalaman yang lebih intim dengan budaya setempat.
Mengunjungi desa-desa adat di Flores adalah cara terbaik untuk mengenal lebih dekat tradisi dan kehidupan masyarakat lokal. Selain menawarkan keindahan alam yang luar biasa, desa-desa ini juga memberikan pengalaman budaya yang tak terlupakan. Jangan lupa untuk menghormati adat istiadat setempat selama kunjungan Anda!
(nor/nor)