.webp)
Populasi komodo semakin kritis. Saat ini, ada sekitar 4.000-5.000 ekor komodo yang hidup di alam liar, namun populasi komodo betina hanya 350 ekor.
"Ada keprihatinan mengenai populasi ini karena diperkirakan dari semuanya itu hanya tinggal 350 ekor betina yang produktif dan dapat berbiak," kata General Manager Taman Safari Bogor Emeraldo Parengkuan dalam keterangannya, Minggu (24/9/2023).
Dengan kondisi demikian, komodo masuk dalam daftar satwa yang rentan punah. Ia mengatakan populasi komodo saat ini menyebar terbatas di pulau Rinca (1.300 ekor), Gili Motang (100), Gili Dasami (100), Komodo (1.700), dan daerah lainnya di Flores yang jumlahnya diperkirakan 2.000 ekor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kekhawatiran ini, pada tahun 1980 Pemerintah Indonesia menetapkan berdirinya Taman Nasional Komodo untuk melindungi populasi komodo dan ekosistemnya di beberapa pulau termasuk Komodo, Rinca dan Padar," kata Emeraldo.
"Belakangan ditetapkan pula Cagar Alam Wae Wuul dan Wolo Tado di Pulau Flores untuk membantu pelestarian komodo," imbuhnya.
Pihaknya terus menggalang dukungan dari pemerintah dan masyarakat termasuk kalangan intelektual untuk turut menjaga dan melestarikan satwa komodo. "Dukungan besar PT. Smelting kepada Taman Safari Bogor dalam proses pelestarian dan pengembangbiakan harus menjadi pilot project dan penggerak entitas lain agar lebih peduli terhadap satwa-satwa yang populasinya kini terancam," tandas Emeraldo.
Group Head Life Sciences Taman Safari Indonesia Bongot Huaso Mulia mengaku belum ada penjelasan ilmiah populasi komodo lebih banyak jantan. "Belum ada (penjelasan ilmiah), masih dikaji," ujarnya.
Menurut dia, komodo yang baru menetas tak langsung diketahui jenis kelaminnya. Jenis kelaminnya diketahui melalui tes DNA, atau saat komodo mau kawin.
(dpw/nor)
