Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) NTT mencatat, sepanjang Januari hingga Agustus 2023, jumlah PMI asal NTT yang meninggal dunia mencapai 100 orang. Mereka ditengarai sebagai korban perdagangan orang.
"Kami sudah terima 100 mayat PMI asal NTT dari luar negeri. Paling banyak itu dikirim dari Malaysia," ungkap Kepala BP3MI NTT Siwa kepada detikBali, Rabu (30/8/2023).
Siwa merinci jumlah PMI yang meninggal terbanyak adalah pria yakni 71 orang. Sedangkan perempuan berjumlah 29 orang.
"Semuanya berangkat secara ilegal yang diduga akibat perdagangan orang," jelasnya.
Siwa merinci jumlah PMI yang meninggal tersebar di 18 Kabupaten yakni Malaka 18 orang, Ende 14 orang, Flores Timur 12 orang, Timor Tengah Selatan 10 orang, Kupang4 orang, Timor Tengah Utara 5 orang, Lembata 3 orang, Belu 5 orang, Sikka 4 orang, Nagekeo 7 orang.
Kemudian Sumba Barat Daya 8 orang, Sumba Barat 3 orang, dan Sumba Timur 2 orang. Sedangkan Manggarai Timur, Manggarai, Manggarai Barat, Sumba Tengah dan Rote Ndao masing-masing 1 orang.
"Mereka diduga akibat perdagangan orang," katanya lagi.
Siwa menegaskan semua stakeholders harus menyampaikan informasi yang preventif ke masyarakat di pedesaan untuk mencegah perdangan orang. Sebab, masyarakat desa menjadi sasaran utama Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
"Tindakan preventif ini yang perlu semua kita kerahkan agar masyarakat desa tidak terbujuk modus sindikat TPPO. Kami juga minta para korban TPPO untuk terbuka dan dapat bekerja sama dalam mengungkapkan kasus ini," imbuhnya.
(dpw/gsp)