Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan cara tepat mengantisipasi dampak El Nino yaitu dengan menanam bambu. Sebab, bambu bermanfaat untuk pangan, papan, dan sandang.
"Kami sudah terbiasa dengan kekeringan. Namun, caranya warga harus menanam bambu karena punya ragam manfaat," ujar Viktor saat menghadiri perayaan Badan Pangan Nasional ke-2 di Kota Kupang, NTT, Sabtu (12/8/2023).
Viktor menjelaskan satu rumpun bambu dapat menyimpan 3.000-5.000 liter air. Apalagi, benih bambu di NTT melimpah. Ia pun memastikan populasi bambu di NTT mencapai 10 juta rumpun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Daripada beli di Yogyakarta dengan harga satu batang Rp 12.000, di NTT bisa kasih dengan harga Rp 6.000. Jawabannya (mengatasi kekeringan) hanya tanam bambu, karena tiga tahun kita sudah bisa atasi kekeringan," katanya.
Ia juga mengapresiasi Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang sudah mendorong konsumsi protein dan mengampanyekan keanekaragaman pangan lokal di NTT. "Sumber pangan kita kaya, beragam pangan kita punya. Ini penting karena pangan itu mengatur generasi masa depan," ujarnya.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan pembangunan tata kelola pangan yang kuat dan berkelanjutan harus ditopang berbagai pihak. Mulai dari pakar, akademisi, asosiasi dan pelaku usaha pangan, komunitas, hingga pemerintah pusat dan daerah.
"Oleh karena itu, diperlukan sinergi dan kolaborasi antarunsur agar dapat menjalankan fungsi dan peran dalam tata kelola pangan nasional," ujarnya.
Arief menerangkan momentum perayaan puncak HUT Bapanas ke-2 dapat menguatkan ketahanan pangan agar bisa menghadapi ancaman krisis akibat dampak El Nino. Caranya dengan mengoptimalkan potensi dan sumber daya pangan lokal.
"Alasan dipilihnya NTT sebagai lokasi perayaan Bapanas agar memberi pesan kepada masyarakat bahwa merdeka pangan dimulai dari membangun kecintaan terhadap pangan lokal," terangnya.
Dalam mengatasi ancaman krisis pangan, lanjut Arief, komoditas pangan lokal seperti sorgum, jagung, dan ubi harus diperkuat. "Komoditas pangan lokal yang menjadi unggulan harus didorong dan diperkenalkan melalui kegiatan sarapan bersama masyarakat Kupang dan sekitarnya," jelasnya.
(irb/nor)