El Nino Ancam Produksi Pangan, Mentan Pimpin Rakor di NTB

El Nino Ancam Produksi Pangan, Mentan Pimpin Rakor di NTB

Helmy Akbar - detikBali
Sabtu, 12 Agu 2023 13:12 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat memimpin rapat koordinasi dan gerakan nasional penanganan dampak El Nino di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Sabtu (12/8/2023).
Foto: Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat memimpin rapat koordinasi dan gerakan nasional penanganan dampak El Nino di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Sabtu (12/8/2023). (Helmy Akbar/detikBali)
Mataram -

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memimpin rapat koordinasi dan gerakan nasional penanganan dampak El Nino di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dalam arahannya, Syahrul mengajak Pemprov NTB dan kabupaten/kota di dalamnya untuk mengantisipasi dampak El Nino yang membuat kekeringan ekstrem agar tidak menggerus produksi pangan.

"Rapat koordinasi kali ini dalam rangka mengantisipasi cuaca El Nino, karena kalau tidak diantisipasi dengan baik, El Nino mempunyai dampak yang signifikan terhadap penurunan produksi," katanya di Prima Rasa, Mataram, Sabtu (12/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menerangkan produksi pangan di NTB sebenarnya tidak memiliki persoalan. Walau demikian, harus tetap meningkatkan pengalaman dan praktik-praktik yang sudah berjalan dengan baik dalam menanggulangi El Nino.

"Saya harap NTB juga ikut pasang badan. Saatnya kita ikut berkontribusi jadi pahlawan nasional. Ayo, Pak Wali Kota bantu, Bupati bantu," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Politikus Partai NasDem menuturkan sejumlah strategi yang dilakukan jajarannya untuk mengantisipasi dampak fenomena El- Nino terhadap sektor pertanian Indonesia.

Pertama, menggencarkan Gerakan Kejar Tanam (Gertam) 1.000 hektare per kabupaten untuk meningkatakn IP dan provitas.

"Begitu panen hanya butuh waktu seminggu, keringkan dan bernapas dulu setelah itu harus langsung diintervensi jangan ada yang sampai 20 hari untuk mengejar sisa air, karena yang rata-rata kita panen saat ini masih ada airnya. Jadi, ini kita maksimalkan untuk musim tanam berikutnya," ujar Syahrul.

Selanjutnya, identifikasi dan memetakan lokasi terdampak kekeringan dengan mengelompokkan darerah hijau, kuning, dan merah. Ketiga, percepatan ketersediaan alat mesin pertanian (alsintan) untuk percepatan tanam. Keempat, peningkatan ketersediaan air dengan membangun atau memperbaiki embung dan irigasi yang ada.

"Kami berharap dengan agenda yang cukup ketat kita lakukan pada tiga bagian wilayah yang sudah kami mapping pada setiap provinsi dan kabupaten, ada daerah hijau yang harus terus booster karna airnya masih cukup, ada daerah kuning yang airnya pas-pasan. Untuk itu harus kami bendung dan dimanfaatkan seefektif mungkin," tutur Syahrul.

Pada daerah kuning, Kementan akan melakukan intervensi melalui penyediaan benih tahan kekeringan dan OPT, intervensi mekanisasi, dan teknologi. Dan khusus pada daerah merah, yakni daerah yang defisit air, ke depan akan ditanam komoditi lain guna memperkuat ketahanan pangan daerah tersebut.

"Daerah merah itu daerah kering, daerah yang tanpa El Nino pun memang bersoal. Oleh karena itu daerah merah ini akan kita perkuat, harus booster sampai 100 ribu hektare," kata Mentan.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut anggota DPD dapil NTB Sukisman Azmy, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB Muhammad Taufik, dan Wali Kota Mataram Mohan Roliskana.




(hsa/hsa)

Hide Ads