Treking ke Puncak Pulau Padar, Lewati Medan Terjal-Spot Foto Bertaruh Nyawa

Treking ke Puncak Pulau Padar, Lewati Medan Terjal-Spot Foto Bertaruh Nyawa

Ambrosius Ardin - detikBali
Kamis, 03 Agu 2023 06:30 WIB
Wisatawan berfoto di sebuah bongkahan batu di Pulau Padar, TN Komodo. Topografi curam di belakang batu itu hingga ratusan meter ke bibir pantai di bawahnya. (Ambrosius Ardin)
Foto: Wisatawan berfoto di sebuah bongkahan batu di Pulau Padar, TN Komodo. Topografi curam di belakang batu itu hingga ratusan meter ke bibir pantai di bawahnya. (Ambrosius Ardin)
Manggarai Barat -

Pulau Padar masih menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan tatkala mengunjungi Taman Nasional Komodo di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pulau Padar adalah pulau terbesar ketiga di Taman Nasional Komodo setelah Pulau Komodo dan Pulau Rinca, habitat biawak komodo. Memiliki ketinggian kurang lebih 400 meter dari permukaan laut. Pulau Padar menawarkan panorama alam dengan gugusan bukit yang artistik, hamparan pasir putih, dan birunya laut.

Keindahan Pulau Padar bisa dinikmati pagi dan sore hari. Waktu terbaiknya pagi hari, sebelum terik matahari menyengat. Pada pagi hari, loket penjualan tiket di Pulau Padar dibuka pada jam 07.00-10.00 Wita, dan sorenya pada pukul 15.00-17.00 Wita.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pulau Padar bisa ditempuh dalam waktu sekitar 1,5 jam menggunakan kapal wisata jenis speed boat dari Pelabuhan Labuan Bajo. Perjalanan lebih lama menggunakan kapal pinisi, selama kurang lebih 3-4 jam. Terdapat sebuah dermaga di depan pos penjualan tiket, tempat kapal-kapal wisata bersandar.

Jika beruntung, Anda bisa melihat gerombolan rusa di bibir pantai begitu turun dari kapal wisata. Rusa-rusa tersebut terlihat jinak. Mereka berjalan berdekatan dengan wisatawan. Tak menjauh ketika didekati.

ADVERTISEMENT

Panduan Treking ke Puncak Pulau Padar

Wisatawan berjalan di jalur tanpa anak tangga menuju puncak Pulau Padar. Wisatawan melewati bongkahan baru dengan tangan berpegangan tali. Persis di samping jalur yang dilalui itu medan curam hingga ratusan meter ke pantai. (Ambrosius Ardin)Wisatawan berjalan di anak tangga menuju puncak Pulau Padar. (Ambrosius Ardin)

Untuk sampai ke puncak Pulau Padar, wisatawan harus treking melalui jalur setapak yang sudah dibangun oleh Balai Taman Nasional Komodo (BTNK). Treking ke puncak Pulau Padar membutuhkan stamina yang memadai, sebab terdapat 835 anak tangga yang harus dilewati untuk mencapai puncak pulau yang tersohor dengan keindahan alamnya.

Sekitar 20 meter pertama treking, dari pos tiket ke pos 1, anak tangganya terbuat dari kayu. Lintasan berikutnya sejauh ratusan meter mendekati puncak, anak tangga terbuat dari campuran semen, pasir dan batu.

Sekitar 10 meter mencapai puncak Pulau Padar, jalur treking tanpa anak tangga. Wisatawan harus melewati bongkahan batu itu. Butuh waktu kurang lebih 45 menit untuk bisa sampai di puncak.

Waktu treking bisa lebih lama jika cuaca di Pulau Padar cukup panas. Ada sekitar tiga pohon bidara di sepanjang lintasan treking untuk berteduh saat kelelahan atau jika cuaca cukup panas.

Pemandangan alam yang indah memesona di Pulau Padar sudah bisa dinikmati saat kaki mulai menginjak pos 1 jalur treking. Ada lima pos yang dilalui untuk sampai puncak Pulau Padar.

Wisatawan bisa menikmati keindahan Pulau Padar di setiap pos yang dilintasi. Setiap pos adalah spot terbaik untuk melihat keindahan alam Pulau Padar. Di tiap pos ini pula menjadi spot terbaik untuk foto dengan latar panorama indah pulau Padar.

Sensasinya tentu berbeda begitu tiba di pos 5, yakni puncak Pulau Padar. Kelelahan terbayarkan begitu melihat pemandangan indah dari puncak pulau tersebut.

Terlihat di setiap pos, atau spot lain di sepanjang jalur treking, wisatawan mengabadikan berbagai momen di sana dengan kamera mereka.
Jalur treking beberapa meter sebelum pos 4 hingga ke puncak Pulau Padar di pos 5 adalah medan yang ekstrem. Wisatawan harus berhati-hati melintasinya.

Pada beberapa bagian di jalur ini, wisatawan harus melewati bongkahan batu. Tak ada anak tangganya. Di sisi kanan jalur bongkahan batu itu terbentang tali untuk pegangan.

Terlihat beberapa wisatawan saling berpegangan tangan saat naik maupun ketika turun di jalur neraka tersebut, dengan tangan yang satunya memegang tali di sampingnya. Di samping tali itu topografinya terlihat curam.

Jika terpeleset di bongkahan batu dan tiang penyangga tali pegangan roboh, dipastikan wisatawan akan terguling sejauh ratusan meter ke bibir pantai di bawahnya. Di sini wisatawan harus berdesakan ketika berpapasan.

Spot Foto Bertaruh Nyawa

Wisatawan berfoto di sebuah bongkahan batu di Pulau Padar. Topografi curam di belakang batu itu hingga ratusan meter ke bibir pantai di bawahnya. (Amrosius Ardin)Wisatawan berfoto di sebuah bongkahan batu di Pulau Padar. Topografi curam di belakang batu itu hingga ratusan meter ke bibir pantai di bawahnya. (Amrosius Ardin) Foto: Wisatawan berfoto di sebuah bongkahan batu di Pulau Padar. Topografi curam di belakang batu itu hingga ratusan meter ke bibir pantai di bawahnya. (Amrosius Ardin)

Selain terdapat jalur neraka di penghujung lintasan treking Pulau Padar, terdapat juga spot foto yang digunakan wisatawan, yang juga tak kalah berbahayanya. Spot foto itu adalah dua bongkahan batu yang berukuran relatif besar, masing-masing berdiameter sekitar 1,5 meter dan dua meter bagian atasnya.

Satu batu itu berada di kemiringan, berjarak beberapa meter sebelum masuk pos 4. Satu batu lagi berada di pos 4, persis di pinggir jalur treking.

Wisatawan terlihat bertaruh nyawa ketika berfoto di bongkahan batu tersebut. Di bagian belakang batu yang berada sebelum pos 4 itu, topografinya curam sekitar 10 meter. Jika terpeleset, wisatawan akan terjatuh sekitar tiga meter ke bawah, sebelum terguling beberapa meter lagi ke bawahnya.

Berfoto di bongkahan batu di pos 4 tak kalah berbahayanya. Di belakang batu medan curam ratusan meter hingga ke bibir pantai di bawahnya. Jika terjatuh, rawan terguling di medan curam.

Seorang naturalist guide yang dipekerjakan PT Flobamor terlihat berteduh saja di pohon bidara di pos 4 itu, sekitar tiga meter dari bongkahan batu. Ia tampak melihat wisatawan yang foto di batu tersebut. Tak ada larangan bagi wisatawan berfoto di situ.

"Fotonya jangan terlalu di pinggir," katanya saat ditemui di pos 4 Pulau Padar, Jumat (27/7/2023).

Padahal bagian atas batu tempat wisatawan berpijak itu hanya berdiameter sekitar 1,5 meter. Jawaban naturalist guide itu ketika ditanya alasan tak melarang wisatawan foto di batu tersebut. Sejumlah wisatawan mengaku takut foto di batu berdiameter sekitar 1,5 meter itu.

Kondisi Sehat-Larangan Merokok

Wisatawan yang mengunjungi Pulau Padar harus dalam kondisi sehat. Sebelum memulai treking, petugas di Pulau Padar menyarankan wisatawan yang memiliki penyakit bawaan tak ikut treking karena risikonya bisa fatal terhadap kesehatannya.

Wisatawan juga dilarang merokok, sebab bisa berpotensi terjadi kebakaran. Pulau Padar adalah bukit sabana, yang rentan terbakar ketika tersulut api. Larangan lainnya, wisatawan tidak diperbolehkan mengambil sesuatu dari Pulau Padar.

Berbagai larangan ini juga disampaikan oleh tour guide ketika briefing kepada wisatawan di dalam kapal wisata.

Tiket Masuk

Wisatawan yang mengunjungi Pulau Padar dipungut tiket oleh PT Flobamor, BUMD milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT, dan BTNK. PT Flobamor memungut tiket jasa pemanduan wisata (Naturalist Guide) sebesar Rp 120.000 per 1-5 wisatawan. Tarif ini diterapkan kembali oleh PT Flobamor sejak Juni 2023.

Sebelumnya, PT Flobamor memungut tarif naturalist guide per wisatawan, yakni Rp 250 ribu untuk wisatawan domestik dan Rp 400 ribu untuk wisatawan mancanegara. Tarif ini mendapat penentangan keras dari berbagai kelompok masyarakat sehingga kembali ke tarif lama yang besarnya seperti yang diterapkan sekarang.

Adapun BTNK memungut tiket masuk wisatawan sebesar Rp 5 ribu per orang. Namun, tiket tersebut belum termasuk snorkeling, diving dan aktivitas wisata lainnya di Taman Nasional Komodo.




(nor/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads