Diksi 'Nyelekit' Gubernur NTT: Sindir Doktor hingga Sebut Ternak Sarjana

Diksi 'Nyelekit' Gubernur NTT: Sindir Doktor hingga Sebut Ternak Sarjana

Tim detikBali - detikBali
Jumat, 14 Jul 2023 09:39 WIB
Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat menelepon Menteri Kesehatan Budi Gunadi di Desa Fenun, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT.
Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat. (Foto: Istimewa)
Kupang -

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat alias VBL kembali melontarkan diksi-diksi 'nyelekit'. Kali ini, dia menyindir lulusan doktor peternakan di NTT yang belum mampu berkontribusi mengembangkan peternakan di daerah tersebut. Padahal, dulu banyak sapi di NTT yang diekspor ke Hongkong.

Viktor kecewa jumlah ternak sapi di NTT terus menurun. Ia pun menyindir para sarjana peternakan yang tidak memiliki hewan ternak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sehingga saya sering bilang, kita tidak sedang membangun sarjana peternakan, namun kita sedang beternak sarjana," kata Viktor saat menghadiri peresmian kantor Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XV di Kota Kupag, Kamis (13/07/2023).

Viktor mengakui diksi-diksi yang dia gunakan cukup keras. Ia beralasan agar orang NTT semakin termotivasi untuk bekerja lebih giat dan berhasil dalam pembangunan.

ADVERTISEMENT

"Saya tidak mempermasalahkan jika harus dibenci untuk sebuah perubahan ke arah yang lebih baik. Karena itu, saya memerintah dengan keras dan tegas," imbuh politikus Partai NasDem itu.

Viktor mengingatkan agar para sarjana jangan terlalu bangga dengan gelar akademik. Apalagi, jika tidak berbanding lurus dengan karya yang dihasilkan, terutama untuk kepentingan banyak orang.

"Masih banyak orang yang bangga dengan gelar akademik yang diraihnya. Karena itu, pengetahuan yang kita miliki jangan sampai hanya pada level abstrak, namun wajib kita konkritkan ilmu pengetahuan. Jika itu lakukan, maka potensi kekayaan kita di NTT dapat dikelola dengan baik," tandasnya.

Diksi-diksi Keras Viktor Laiskodat

Diksi-diksi yang dilontarkan Viktor Laiskodat sebelumnya juga pernah menjadi sorotan. Salah satunya saat menerapkan kebijakan masuk sekolah pukul 05.30 untuk siswa SMA/SMK di Kupang. Ia 'ngegas' saat ditanya terkait dasar hukum kebijakan tersebut.

"Dasar hukum kau pikir sendiri," kata Viktor kepada awak media saat ditemui di SMAN 6 Kota Kupang, Jumat, 3 Maret lalu.

Menurut Viktor, pro dan kontra menunjukkan kecintaan terhadap pembangunan di NTT. Ia ngotot bahwa kebijakan tersebut bertujuan baik. "Ya di mana-mana ada, kawin saja pro dan kontra," kata Viktor.

Ketika itu, Viktor juga menyebut sekolah bukan tempat penitipan anak melainkan tempat untuk membangun karakter anak-anak menjadi manusia mandiri. Karena itu, ia meminta guru untuk memiliki semangat bergaul dengan anak.

Dalam lain kesempatan, Viktor menjelaskan desain pendidikan di NTT harus menuju pada kemandirian para lulusan. Ia ingin warga NTT bisa membuka usaha baru dan menyerap tenaga kerja dengan keahlian (skill) mengelola potensi daerah yang melimpah di NTT. Termasuk sektor pertanian, peternakan, kelautan, perikanan, dan lain-lain.

"Jadi, desain pendidikannya fokus pada pengembangan local resources based atau sumber daya alam lokal," ujar Viktor lewat keterangan resmi seusai bertemu Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim di Gedung Ki Hajar Dewantara, Jakarta, Kamis (16/3/2023).

"Setelah lulus, mereka sudah punya keahlian untuk bisa bekerja. Kebanyakan saat ini, masyarakat kita masih hanya ingin lulus sekolah untuk menjadi PNS atau honorer," tandasnya.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads