"Kita tidak sedang membangun sarjana peternakan, tapi kita sedang beternak sarjana," tutur Viktor di Kota Kupang, Kamis (13/7/2023).
Menurut Viktor, dulu NTT memiliki populasi sapi yang jumlahnya sangat banyak hingga diekspor ke Hongkong. Namun, saat ini jumlahnya terus menyusut karena banyak sarjana peternakan tidak memiliki hewan ternak.
Viktor mengingatkan agar para sarjana jangan terlalu bangga dengan gelar akademik. Apalagi, jika tidak berbading lurus dengan karya yang dihasilkan, terutama untuk kepentingan banyak orang.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) NTT, jumlah sapi potong di NTT pada 2020 mencapai 1.176.317 ekor. Setahun kemudian jumlah sapi turun menjadi 1.173.473 ekor. Namun, pada 2022 jumlah sapi potong naik menjadi 1.243.884 ekor.
(gsp/iws)