Dua bocah, MS dan JAM, di Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), digigit anjing rabies. Anak berusia tujuh tahun itu kini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soe.
Kepala Dinas Kesehatan TTS Ria Tahun menjelaskan MS sejak Senin malam (26/6/2023) kritis dan JAM sudah menunjukkan gejala terinfeksi rabies seperti takut cahaya, udara, dan air. "Kondisi MS kritis sehingga hanya ada tindakan valiatif," tuturnya kepada detikBali, Selasa (27/6/2023).
Ria menjelaskan MS terkena cakaran anjing di punggung dan paha kanan pada April lalu. Saat dibawa ke RSUD Soe pada Minggu (25/6/2023) bocah asal Kota Soe itu sudah takut air, cahaya, dan udara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
JAM, Ria melanjutkan, kena gigit anjing di paha kiri dan telapak tangan kanan pada April lalu. Anak asal Fautmolo itu masuk RSUD Soe pada Senin kemarin dengan gejala serupa dengan MS.
"Kedua korban saat itu tidak diberikan vaksin antirabies (VAR) karena masyarakat belum mengetahui kalau itu rabies," tutur Ria.
Ketua Satuan Tugas Rabies TTS Ady Tallo menerangkan hingga Senin sore (26/6/2023) korban gigitan anjing di TTS mencapai 576 orang yang tersebar di 29 kecamatan dan 148 desa. Rinciannya, bayi satu orang, balita (91), anak sekolah (196), dewasa (231) dan lansia (57).
"Dari 576 orang korban gigitan anjing, enam di antaranya menunjukan gejala khas rabies, gejala bukan rabies 81 orang, sedangkan yang belum ada gejala berjumlah 489 orang," tutur Ady.
Adapun, korban meninggal dunia akibat rabies di TTS berjumlah empat orang. Mereka adalah Antonius Banunaek (45) dan DM (3) asal Amanatun Selatan serta FM (8) dan GAK (5) asal Kecamatan Kualian yaitu GAK.
(gsp/iws)