Aksi demonstrasi yang digelar oleh mahasiswa Universitas Mataram (Unram) diwarnai aksi kekerasan pada Selasa (20/6/2023) siang. Sejumlah massa aksi kabarnya dipukul hingga diseret satpam kampus saat sedang berdemo.
"Banyak yang luka memar, kena bogem. Dilempar pakai pentungan, batu, seolah-olah kami ini kriminal sekali," kata Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unram Martoni Ira Malik saat dikonfirmasi detikBali, Selasa petang.
Martoni menuturkan aksi siang itu diikuti sekitar 200 orang mahasiswa. Mereka menyampaikan sejumlah poin tuntutan, termasuk mendesak Satgas PPKS untuk segera menyelesaikan kasus kekerasan seksual yang dialami mahasiswa Unram, baik di kampus maupun luar kampus. Selain itu, mereka juga mendesak Rektorat Unram untuk merealisasikan perbaikan sarana dan prasarana kampus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Martoni, ratusan massa aksi sudah berkumpul sejak pukul 10.00 Wita. Mereka bergerak menuju depan Gedung Rektorat Unram dan mulai berorasi menyampaikan tuntutan.
Setelah hampir 30 menit orasi, Martoni dan kawan-kawan merangsek lebih dekat ke Gedung Rektorat Unram. Namun, dia menegaskan para mahasiswa tidak memiliki keinginan untuk melakukan aksi secara anarkis.
Saat berusaha masuk lebih dekat ke Gedung Rektorat itulah, anggota pengamanan kampus (satpam) mulai melakukan perlawanan. Mahasiswa dan satpam kampus pun terlibat aksi saling dorong.
"Kami hanya jalan satu dua langkah, mulai didorong. Kemudian di sana kawan-kawan ada yang jatuh. Nah, di sana mulai ada pemukulan," imbuh Martoni.
Martoni menyebut tindakan satpam mulai membabi buta ketika massa aksi semakin dekat dengan Gedung Rektorat Unram. "Di sana tambah banyak mahasiswa yang dipukul, diseret, sampai ada yang dibawa ke rumah sakit (RS) karena lukanya cukup parah," ungkapnya.
Mahasiswa yang dilarikan ke RS, Martoni melanjutkan, sempat dipukul oleh sekitar 10 satpam. Ia mengeklaim aksi kekerasan tersebut sudah terekam dalam video.
"Ada videonya. Diinjak, dipukul dari belakang soalnya. Teman-teman ada yang dikeroyok oleh 10 orang satpam. Kami dipukul habis-habisan," ungkapnya.
Martoni menyebut kericuhan tersebut muncul lantaran satpam memulai pemukulan. Bahkan, ia mengatakan ada satpam yang membawa senjata tajam (sajam). "Ada satpam yang bawa senjata tajam, itu ada rekamannya," tandasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, Rektor Unram Prof Bambang Hari Kusumo belum memberikan komentar apapun terkait keributan saat aksi demonstrasi tersebut.
(iws/BIR)